Sunday, April 3, 2022

Rudal Balistik 9K720 Iskander (Искандер)

 

Sejak invasi russia ke ukraina yang dimulai pada tanggal 24 februari 2022 (russia menyebutnya operasi militer khusus), banyak sekali berbagai jenis alutsista russia yang dikerahkan dalam invasi tersebut salah satunya rudal balistik 9K720 Iskander. Betapa ganas dan akuratnya rudal balistik ini ketika digunakan dalam invasi ini dalam menyerang sasaran di ibu kota kyiv ukraina. Laporan menyebutkan russia terlihat menggunakan rudal balistik ini untuk menghantam stasiun kereta pusat dan stasiun tv atau radio di kyiv ukraina.  

Dalam sejarahnya rudal balistik iskander ini sudah lama digunakan dalam berbagai konflik di dunia seperti, perang Russia-Georgia 2008, perang saudara di Suriah, dan nagorno-karabakh 2020 (Armenia-Azerbaijan).

                                                       Gambar : Rudal Balistik Iskander-M

Rudal Balistik 9K720 Iskander atau biasa di sebut NATO SS-26 Stone merupakan sebuah sistem rudal balistik jarak pendek bergerak (mobile) yang diproduksi dan digunakan oleh Federasi Rusia. 

Iskander pertama kali diluncurkan pada tahun 1996. Pada saat diperkenalkan, Iskander dianggap sebagai rudal paling canggih dari jenisnya. Sistem rudal Iskander-M secara resmi diadopsi Angkatan Darat Rusia pada tahun 2006.

Sistem rudal balistik Iskander merupakan penerus/pewaris kompleks peluncur rudal balistik teater Oka (OTR-23) NATO menyebutnya SS-23 Spider, yang dihancurkan pada 1989 berdasarkan perjanjian Soviet-AS mengenai likuidasi roket jarak pendek dan menengah atau Intermediate-Range Nuclear Forces (INF). 

                                                         Gambar : Oka SS-23 Spider

Sistem rudal Oka OTR-23 dioperasikan oleh tiga orang personil, dan untuk hulu ledak roket ini berisi fragmen ledak, sejumlah peledak kecil lain dan bahan ledak khusus (nuklir). Bahkan kabarnya tidak ada cara untuk bisa menghentikan roket ini.

Berdasarkan perjanjian INF tersebut, terdapat 239 rudal, 106 kompleks peluncur roket, seluruh peralatan pembuatan roket dan dokumentasi pembuatan roket yang semuanya dimusnahkan.


Setelah melewati masa yang panjang, russia kemudian merancang sistem rudal penerus Oka (OTR-23) yang sekarang kita sebut Iskander-M. Kompleks peluncur rudal balistik ini mewarisi hampir semua kelebihan unik dari leluhurnya tersebut.

Iskander memiliki beberapa hulu ledak konvensional yang berbeda, termasuk cluster, ledakan bahan bakar udara, bunker-busting dan elektro-magnetik (EMP). Rudal ini juga dapat membawa hulu ledak nuklir meskipun fakta bahwa ini akan melanggar perjanjian INF.

Hal yang membedakan Iskander dan Oka yaitu penampakan dari luarnya. Kompleks peluncur Oka dipasang pada kendaraan lapis baja beroda empat, sedangkan kompleks peluncur Iskander dipasang pada kendaraan biasa. 

Kendaraan darat yang digunakan Iskander tidak bisa berenang seperti kendaraan lapis baja milik Oka dan platform di kedua kompleks peluncur tersebut sama persis.

Kendaraan Transport-Erector-Launcher (TEL) Iskander menggunakan MZKT-7930 Astrolog 8×8 chassis mobilitas tinggi dengan kemampuan lintas negara yang baik.

TEL Iskander juga didukung oleh kendaraan reload, berdasarkan pada chassis 8×8 yang sama, yang membawa dua rudal reload.

Sistem rudal juga termasuk kendaraan komando, kendaraan penyiapan informasi, kendaraan pemeliharaan dan perbaikan dan kendaraan pendukung kehidupan. Semua kendaraan ini didasarkan pada truk KamAZ 6×6.


Berbeda dengan Oka (OTR-23) yang hanya mampu mengangkut satu roket, Iskander mampu membawa dua roket yang dapat ditujukan pada dua sasaran yang berdeda. 

Kedua roket tersebut dapat terbang saling menyusul dalam rentang waktu beberapa detik ketika rudal pertama diluncurkan. 

Kemampuan yang dimiliki Iskander ini bisa diperoleh berkat adanya sistem komputer terintegrasi dengan spesifikasi tinggi dalam kompleks persenjataan tersebut, termasuk juga pada sistem roket “fire and forget”.


Iskander dirancang untuk mengatasi sistem pertahanan udara. Rudal ini terbang dengan kecepatan supersonik (Mach 5,9). 

Rudal Iskander telah memiliki sejumlah varian dan dengan kemampuan yang berbeda-beda, Angkatan darat Russia sendiri mengoperasikan dua versi yakni Iskander-M dan Iskander-K. Selain itu juga ada varian yang lainnya seperti Iskander-E versi ekspor, Tiruan Hyunmoo 2 Korea selatan dan tiruan China M-20.

Iskander-M

Iskander-M yang digunakan oleh Angkatan Darat Russia memiliki jangkauan 500 km dan memiliki kemampuan nuklir. Rudal balistik ini dilengkapi dengan panduan inersia dan optik. Kemungkinan besar juga dipandu sistem navigasi satelit GLONASS Rusia. Pencari optical menyediakan kemampuan self-homing. Iskander-M diklaim memiliki CEP hanya 2-7 m.

                                                                Gambar : Iskander-M

Iskander-K

Iskander-K yang digunakan Rusia juga dapat meluncurkan rudal jelajah R-500 dengan cara yang sama seperti rudal balistik. Ketika peluncur diisi dengan rudal jelajah R-500 inilah maka sistem ini disebut Iskander-K. Rudal jelajah ini dilaporkan memiliki jangkauan 1.500 km.

                                                        Gambar : Iskander-K

Iskander-E (Ekspor)

Iskander-E yang merupakan versi ekspor yang diturunkan dan dirancang khusus untuk memenuhi pembatasan Missile Technology Control Regime (MTCR). Rudal memiliki tangki bahan bakar yang lebih kecil dan jangkauan maksimum 280 km.

Rudal ini dilengkapi dengan sistem panduan inersia yang disederhanakan. Ini tidak seakurat versi Tentara Rusia, dan memiliki CEP 30-70 m. Untuk mengimbangi keakuratan yang relatif rendah ini, misil dapat membawa hulu ledak dengan amunisi cluster.

                                                         Iskander-M

                                                        Iskander-K


*Sumber Data :    -Jejaktapak.com
                             -Wikipedia.org
                             -Youtube.com
                             -Dll..


Monday, August 23, 2021

Apa itu Kemampuan Siluman (Stealth) ? Dalam Dunia Militer

 

Terkadang masih banyak sekali masyarakat umum di luar sana yang belum mengerti mendeskripsikan arti kata siluman (stealth) dalam dunia militer adalah seolah-olah seperti ilmu sihir 100% menghilang atau tidak terlihat oleh radar sama sekali atau tak kasat mata/tembus pandang. Yap, betul sekali presepsi ini salah. 

Siluman (stealth) merupakan suatu hasil dari kemajuan teknologi di bidang persenjataan militer saat ini. Banyak sekali negara di dunia ini menghabiskan banyak sekali uang untuk mengembangkan dan memperoleh teknologi siluman untuk persenjataan nya.

Pada kesempatan kali ini kita akan bahas apa itu teknologi siluman dan bagaimana sih konsep atau cara kerjanya?. Kita ambil salah satu contoh kemampuan teknologi siluman pada pesawat tempur. 

Pertama-tama untuk mengetahui teknologi siluman bekerja, kita harus mengerti dan tahu terlebih dahulu prinsip kerja dasar dari Radar (Radio Detection and Ranging).

 


Sebuah radar akan memancarkan gelombang elektromagnetik, dan akan memantul ketika menabrak sebuah objek. Sinyal radar yang kembali ini akan diproses untuk menentukan posisi, ukuran dan arah sasaran pada objek tersebut.

Masih belum paham? ini penjelasannya.

Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dan dipantulkan dari suatu benda tertentu akan ditangkap oleh radar. Dengan menganalisis sinyal yang dipantulkan tersebut, pemantul sinyal dapat ditentukan lokasinya dan melalui analisis lebih lanjut dari sinyal yang dipantulkan dapat juga ditentukan jenisnya. 

Meskipun sinyal yang diterima relatif lemah/kecil, tetapi radio sinyal tersebut dapat dideteksi dan diperkuat oleh penerima radar.

Selanjutnya yang harus kita pahami adalah konsep RCS (Radar Cross Section) yang sangat berperan disini. Nah apalagi ini?

RCS (Radar Cross Section) adalah ukuran seberapa besar sebuah objek muncul di layar radar atau dalam defenisi lain merupakan kemampuan dari suatu objek dalam memantulkan kembali sinyal radar kembali kepada sumber pemancarnya.

Pada pesawat tempur angka RCS ini menunjukan seberapa besar pesawat tempur tesebut dapat terdeteksi oleh radar lawan ketika sedang melakukan penetrasi ke wilayah musuh, baik melaksanakan suatu misi atau melakukan manuver tertentu.


Semakin kecil nilai RCSnya, maka akan semakin bagus bagi pesawat tempur tersebut. Dengan kecilnya nilai RCS, maka suatu pesawat akan mendekati kemampuan siluman (stealth) maka petugas monitor radar di ground (darat) atau pilot yang memantau layar monitor di udara, hanya akan melihat identitas pesawat lawan seperti gerombolan burung dengan ukuran pixel yang amat kecil di layar. 
Meski pada kenyataanya tidak ada pesawat yang 100% tidak terdeteksi oleh radar.

Nah, selanjutnya kita akan memahami prinsip teknologi siluman (stealth) itu sendiri.

Prinsip teknologi siluman itu sendiri sebenarnya bisa kita contohkan pada hal sederhana dalam kehidupan sehari hari. Contohnya burung gereja siapa yang tidak tahu binatang ini.

Ketika anda melihat burung terbang dengan jarak sekitar 8-10 meter dari posisi kita, tentu kita tidak akan kesulitan melihat/melacak gerakannya menggunakan mata kita.

Sekarang kita bandingkan dengan binatang lain contohnya lalat, ketika kita melihat lalat dari jarak seperti burung gereja tadi tentu secara penglihatan/visual kita tidak akan mungkin melihatnya. Kenapa? karena mata manusia tidak mungkin dapat melihat benda kecil sebaik ketika dia melihat benda yang besar.

Ketika kita bisa melihat lalat pada jarak 1 Meter dari posisi kita tentu kita dapat melihatnya secara visual. Tetapi tetap kita akan kesulitan melacak dan mendapatkan kunci visual pada lalat itu karena berukuran sangat kecil. 

Untuk membunuh lalat itu akan sangat sulit karena ukurannya yang sangat kecil. Jadi kita akan menggunakan telinga kita untuk mendeteksi suara mendengung yang dibuat oleh lalat tersebut untuk menentukan perkiraan lokasi dan kemudian visual isyarat di dalamnya.

Tetapi kemungkinan lalat akan menghilang pada saat kita mendeteksi lokasi yang tepat. Dari konsep inilah teknologi siluman (stealth) bekerja.

Sekarang masukkan konsep sederhana itu tadi ke teknologi pesawat. Burung pada jarak 10 meter dapat dibandingkan dengan pesawat konvensional yang muncul sebagai titik besar pada layar radar. Sementara lalat adalah pesawat siluman yang sulit dideteksi apalagi ditargetkan untuk dibunuh.

Dalam perkembangannya, pesawat-pesawat tempur yang didesain sebagai pesawat tempur low observable ini (memiliki RCS rendah) memiliki banyak karakteristik yang bertolak belakang dengan prinsip desain secara aerodinamika.

Mereka dengan teknologi siluman (stealth) bukannya tidak terlihat, tapi sangat sulit untuk dideteksi dan umumnya terdeteksi pada jarak 10-20 km dengan radar ultra-modern.

Bisa kita bayangkan untuk pesawat konvensional mereka bisa terdeteksi di radar pada jarak 150-300 km. Hal ini memungkinkan mereka untuk mempertahankan unsur kejutan yang sangat menentukan dalam konflik.

Jarak 20 km bagi sebuah pesawat tempur adalah sangat pendek dan singkat. Tidak ada yang akan siap secepat itu untuk melakukan penanggulangan.

Teknologi siluman bekerja pada prinsip menghilangkan refleksi radar. Hal ini dapat dilakukan dengan baik dengan dua cara :

  • Absorbing radio waves (RAM coatings) atau menyerap gelombang radar
Radar Absorbent Material (RAM) memerlukan bahan pelapis radar yang dapat menyerap gelombang elektromagnetik pada objek. Bahan khusus ini dirancang dari bahan dielektrik, komposit yang menyerap gelombang radio yang menimpa mereka.

Dengan lapisan ini gelombang radio yang menerpa cat akan diserap melalui beberapa diffusions. Penyerapan ini disebabkan oleh konversi energi radar menjadi panas yang hilang dari permukaan pesawat.


  • Deflecting radio waves (Shaping of the surfaces) atau membelokkan gelombang  radar
Untuk bisa melakukan ini maka pesawat dirancang sedemikian rupa sehingga gelombang tadi bukannya dipantulkan kembali ke arah yang sama saat dia datang tetapi dibelokkan dan tersebar ke arah yang berbeda.

Ingat rumus gelombang yang menyebutkan sudut datang sama dengan sudut pantul?. Hukum ini lah yang dilabrak untuk menghindari deteksi radar. Gelombang yang datang dipantulkan ke arah yang jauh dari arah radar yang memancarkan gelombang tersebut.

Salah satu hal yang harus diingat, bahwa radar bekerja dari gelombang yang dipantulkan objek yang dia deteksi.

Permukaan miring ekstrem pada pesawat seperti F-117 Nighthawk dan kapal perang siluman seperti USS Zumwalt. Mereka memiliki permukaan miring yang dikombinasikan dengan permukaan melengkung yang terlihat pada pesawat seperti B-2 spirirt, F-22 Raptor, F-35 Lightning II dan pesawat lain. Hal ini membantu untuk mencapai observability rendah tingkat tinggi.


Begitu juga konsep yang sama pada kapal perang dengan teknologi siluman (stealth). 

Kapal siluman sebenarnya sangat terlihat di radar. Tetapi perbedaannya adalah bahwa jika dalam kondisi normal kapal perang dengan bobot 5.000 ton  akan memiliki RCS 1000 m² akan terdeteksi pada pada 100 km.

Bandingkan dengan desain kapal perang siluman dengan bobot yang sama memiliki 200 RCS m² dan akan terdeteksi pada jarak yang sama, tetapi akan muncul dengan blip jauh lebih kecil di radar.

Mereka akan mirip dengan kapal 1000 ton yang membingungkan musuh dalam kekacauan radar yang mendeteksi ratusan kapal di layar.

Sebuah kapal 1.000 ton 100 RCS m² dengan fitur siluman bisa muncul seperti sebuah kapal dagang seberat 250 ton di radar dan musuh tidak akan tahu perbedaan antara kapal perang tersebut dan kapal dagang kecil. Kapal siluman dibangun terutama untuk terlihat lebih kecil dan berbaur dengan kapal dan perahu lain.

Dari semua penjelasan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa teknologi siluman bukan berarti membuat sebuah pesawat tak terlihat dari radar tetapi sebatas melakukan penundaan deteksi pesawat, sehingga musuh akhirnya terlambat untuk bereaksi.

Jadi sebenarnya istilah yang paling tepat untuk pesawat/kapal siluman adalah pesawat/kapal ‘low-observable’ atau sulit diamati.



*Sumber data : -id.wikipedia.org
                         -jejaktapak.com
                         -journals.itb.ac.id
                         -indomiliter.com
                         -garuda.ristekdikti.go.id
                         

Saturday, August 21, 2021

Lockheed Martin F-22 Raptor - Sang Siluman Langit


Siapa yang tidak kenal dengan pesawat siluman canggih yang satu ini, ya betul sekali F-22 Raptor. Merupakan pesawat tempur generasi ke-5 buatan amerika serikat dengan kontraktor utamanya Lockheed Martin Aeronautics.

F-22 Raptor awalnya direncanakan untuk dijadikan pesawat tempur superioritas udara pada saat itu yang juga digunakan untuk menghadapi pesawat-pesawat tempur rusia atau kala itu kita sebut uni soviet. 

Tetapi seiring berjalannya waktu pesawat ini juga mampu dilengkapi peralatan untuk serangan darat, peperangan elektronik (Electronic Warfare/EW) dan sinyal intelijen (SIGINT).


Melalui masa pengembangan yang sangat panjang, versi prototipenya diberi nama YF-22, tiga tahun sebelum secara resmi dipakai diberi nama F/A-22, dan akhirnya diberi nama F-22A ketika resmi mulai dipakai angkatan udara amerika serikat pada desember 2005.

Sejarah awal diciptakannya F-22 Raptor dimulai ketika angkatan udara amerika serikat ingin mengembangkan sebuah generasi baru pesawat tempur superioritas udara yang nantinya akan digunakan untuk menghadapi ancaman dari luar amerika serikat dan juga direncanakan kedepannya untuk menggantikan pesawat tempur F-15 Eagle yang ada digudang militer amerika serikat saat ini.  

                                 Gambar : Prototipe YF-23 (atas) dan YF-22 (bawah)

Advanced Tactical Fighter
 (ATF) adalah kontrak untuk demonstrasi dan program validasi yang dilakukan angkatan udara amerika serikat. Proposal untuk kontrak ini diajukan pada tahun 1986, oleh dua tim kontraktor, yaitu Lockheed Martin / Boeing / General Dynamics dan Northrop / McDoneel Douglas, Yang terpilih pada oktober 1986 untuk melalui fase demonstrasi dan validasi selama 50 bulan, yang pada akhirnya menghasilkan dua prototipe pesawat, yaitu YF-22 dan YF-23.



Program ATF awalnya direncanakan untuk memadukan teknologi modern seperti logam canggih dan material komposit, sistem kontrol mutakhir, sistem penggerak bertenaga tinggi, dan teknologi pesawat siluman (stealth).

Pada akhirnya prototipe pesawat YF-22 buatan Lockheed, Boeing dan General Dynamics mendapatkan kontrak ATF setelah memenangkan kompetisi terbang mengalahkan prototipe YF-23 buatan Northrop dan McDonnel Douglas.


Dari sisi dapur pacu F-22 Raptor didukung oleh dua mesin Pratt & Whitney F119-100. Mesin Pratt & Whitney F119-100 memberikan F-22 kemampuan untuk melakukan supercruise (beroperasi pada kecepatan supersonik tanpa menggunakan afterburner) hingga 1,5 mach. Serta memiliki Nozzle Vectoring Konvergen/divergen (dengan vektor dorong ke atas atau kebawah maksimal 20 derajat) yang memberikan kemampuan F-22 melakukan super manuver yang tinggi.

                                  Gambar : Mesin 2D Nozzle Vectoring F-22 Raptor

Pada avionik F-22 Menggunakan radar AN/APG-77 AESA yang dirancang untuk operasi superioritas udara dan serangan darat, yang sulit dideteksi pesawat lawan dan dapat melacak beberapa target sekaligus dalam segala cuaca apapun. Radar AN/APG-77  mengganti frekuensinya 1.000 kali setiap detik, membuatnya juga sangat sulit dilacak. Radar ini juga dapat memfokuskan emisi terhadap sensor lawan, membuat pesawat lawan mengalami gangguan.


                 Gambar : Radar AN/APG-77 (atas) dan Avionik (bawah) F-22 Raptor

Di lini persenjataan, F-22 Raptor memiliki senapan mesin M61A2 vulcan kaliber 20mm 
dengan isi amunisi 480 butir peluru dengan kecepatan tembak 100 putaran per detik yang dipasang secara internal disisi kanan atas badan pesawat, dan akan habis bila ditembakkan secara terus-menerus selama sektar lima detik.

                                    Gambar : Konfigurasi Persenjataan F-22 Raptor

F-22 memiliki empat cantelan di sayap, masing-masing dapat membawa beban hingga 2.270 Kg, seperti membawa rudal udara ke udara AIM-120A AMRAAM atau tangki bahan bakar eksternal. Raptor juga memiliki tiga teluk senjata internal di badan pesawatnya. Teluk senjata utama dapat membawa enam rudal AMRAAM AIM-120C atau dua AMRAAM dan dua GBU-32 joint direct amunition (JDAM). 

                       Gambar : Weapon bay (Teluk Internal) di bawah badan F-22

Pada teluk internal samping masing-masing dapat memuat satu rudal udara ke udara jarak pendek AIM-9M atau AIM-9X sidewinder.

        Gambar : Weapon bay (Teluk Internal) di samping (kiri dan kanan) badan F-22

F-22 Raptor dirancang untuk membawa persenjataan/rudal udara ke udara yang tersimpan secara internal di dalam badan pesawat agar tidak mengganggu kemampuan silumannya. Pesawat ini juga dapat membawa persenjataan pada empat titik eksternal di sayapnya, tetapi apabila ini dipakai akan sangat mengurangi kemampuan siluman, kecepatan, dan kelincahannya.


Spesifikasi F-22A Raptor
  • Kru: 1
  • Panjang: 62 kaki 1 in
  • Rentang sayap: 44 kaki 6 in
  • Tinggi: 16 kaki 8 in
  • Luas sayap: 840 kaki²
  • Airfoil: NACA 64A?05,92 akar, NACA 64A?04,29 ujung
  • Berat kosong: 31.670 lb
  • Berat isi: 55.352 lb
  • Berat maksimum saat lepas landas: 80.000 lb
  • Mesin: 2 × Pratt & Whitney F119-PW-100 Turbofan pengarah daya dorong pitch, 35.000 lb masing-masing

Kinerja

  • Laju maksimum: ≈Mach 2,42 (2.575 km/jam) pada altituda/ketinggian tinggi
  • Laju jelajah: Mach 1,72 (1.825 km/h) pada altituda/ketinggian tinggi
  • Jangkauan feri: 2.000 mi (1.738 nm, 3.219 km)
  • Langit-langit batas: 65.000 kaki
  • Laju tanjak: rahasia
  • Beban sayap: 66 lb/kaki²
  • Dorongan/berat: 1,26
  • Maximum g-load: −3/+9 g

Persenjataan

  • Senapan: 1× 20 mm (0,787 in) M61A2 Vulcan gatling gun di pangkal sayap kanan, 480 butir peluru
  • Udara ke udara:
    • 6× AIM-120 AMRAAM
    • 2× AIM-9 Sidewinder
  • Udara ke darat:
    • 2× AIM-120 AMRAAM dan
    • 2× AIM-9 Sidewinder dan salah satu:
      • 2× 1.000 lb JDAM atau
      • 2× Wind Corrected Munitions Dispensers (WCMDs) atau
      • 8× 250 lb GBU-39 Small Diameter Bomb
  • Avionik

    • Radar: 125-150 mil (200-240 km) terhadap target 1 m² (perkiraan)

    F-22A Raptor menawarkan kemampuan siluman penuh, arti siluman (stealth) disini bukan berarti tembus pandang atau tidak terlihat sama sekali, maksud siluman (stealth) disini adalah low observable/rendah diamati, menghindari pendeteksian, baik deteksi secara visual, audio, sensor panas, maupun gelombang radio (radar).



    *Sumber data : -id.wikipedia.org
                             -dll...

    Saturday, May 15, 2021

    Iron Dome (Kubah besi) Sistem Pertahanan Udara milik Israel

    Dalam beberapa hari terakhir ini seluruh dunia menyaksikan bagaimana roket-roket dari Gaza yang di tembakan oleh Hamas menghujani wilayah Israel, dimana ini merupakan buntut dari konflik yang terjadi di yerusalem.

    Gambar diatas adalah suasana langit malam hari di gaza dan israel, dimana sistem pertahanan udara iron dome mencegat roket-roket yang diluncurkan oleh hamas ke wilayah israel. Sudah lebih dari 1.000 roket yang dilaporkan telah diluncurkan oleh hamas, beberapa ada yang lolos dan juga sebagian besar roket-roket tersebut berhasil di cegat oleh sistem pertahanan udara iron dome israel. 

    Jadi apa sih itu Iron Dome?

    Iron Dome atau dalam bahasa ibrani  כִּפַּת בַּרְזֶל , kippat barzel  adalah sistem pertahanan udara segala cuaca milik israel. Yang dikembangkan dan diproduksi oleh Rafael Advanced Defense System dan Israel Aerospace Industries. Sistem pertahanan rudal ini dirancang untuk mencegat dan menghancurkan roket jarak pendek, dan peluru artileri 155 mm yang ditembakkan dari jarak 4 kilometer (2,5 mil) hingga 70 kilometer (43 mil). 


    Iron Dome dinyatakan beroperasi dan awalnya digunakan pada 27 Maret 2011 
    di dekat bersyeba. Proyek pembuatan iron dome dipicu sejumlah serangan roket dan mortir oleh Hizbullah dan Hamas antara tahun 2000-2008 dimana lebih dari 8.000 proyektil ditembakkan tanpa pandang bulu ke pusat-pusat populasi israel. Pada Perang Libanon 2006, sekitar 4.000 roket (sebagian besar di antaranya adalah roket Katyusha jarak pendek) yang diluncurkan Hizbullah ke wilayah utara Israel dan menewaskan sekitar 44 warga dan 250.000 lainnya mengungsi.

    Dan pada februari 2007, Menteri Pertahanan Israel Amir Peretz memutuskan memilih Iron Dome sebagai pertahanan udara Israel terhadap ancaman roket jarak pendek dan peluru artileri. Sejak saat itu, sistem senilai $ 210 juta telah dikembangkan oleh Rafael Advanced Defense Systems yang bekerja sama dengan IDF. Namun beberapa laporan juga menyebut Amerika Serikat turut mendanai pengembangan irone dome setelah beroperasi pada tahun 2011. Yaitu perusahaan pertahanan AS Raytheon Co. mengumumkan kerjasama dengan Rafael untuk mengembangkan Iron Dome di AS. 

    Menurut pabrikannya, Iron Dome dapat beroperasi pada siang dan malam hari, dalam kondisi cuaca buruk, dan dapat merespons berbagai ancaman secara simultan.

    Iron Dome memiliki tiga komponen utama :

    • Detection & Tracking Radar : Sistem radar dibangun oleh Elta , sebuah perusahaan pertahanan Israel dan anak perusahaan Israel Aerospace Industries , dan oleh IDF .
    • Battle Management & Weapon Control (BMC) : Pusat kendali dibangun untuk Rafael oleh mPrest Systems, sebuah perusahaan perangkat lunak Israel.
    • Unit Penembakan Rudal : Unit ini meluncurkan rudal pencegat Tamir, dilengkapi dengan sensor elektro-optik dan beberapa sirip kemudi untuk kemampuan manuver yang tinggi. Rudal tersebut dibangun oleh Rafael. Baterai Iron Dome memiliki 3–4 peluncur vertikal (dengan 20 rudal per peluncur).


    Sistem radar iron dome disebut sebagai EL / M-2084Ia mendeteksi peluncuran roket dan melacak lintasannya. Kemudian BMC menghitung titik dampak sesuai dengan data yang dilaporkan, dan menggunakan informasi ini untuk menentukan apakah target tersebut merupakan ancaman bagi area yang ditentukan. Hanya ketika ancaman itu ditentukan, rudal pencegat akan ditembakkan untuk menghancurkan roket yang masuk sebelum mencapai area dampak yang diperkirakan. 


    Rudal pencegat Tamir sepanjang 3 meter, diameter 0,16 meter, dengan berat 90 kilogram. Tamir yang satu unit disebut seharga US$100 ribu (Rp1,4 miliar).

    Tahun 2019, Amerika Serikat juga mengumumkan pembelian dua unit sistem pertahanan udara Iron Dome senilai US$373 juta (Rp5,3 triliun) dengan dua pos komando dan radar, 12 peluncur dan 480 Rudal Tamir. Batch pertama sudah diselesaikan sejak September 2020, sementara pengiriman kedua berjalan sejak Januari 2021.


    Iron Dome didesain untuk hanya mengintervensi roket yang mengancam pemukiman penduduk. Rudal pencegat tidak membidik/mengenai sasaran secara langsung (hit to kill), melainkan meledak di dekat roket sasaran, dan itu sebabnya menyisakan serpihan roket/rudal yang jatuh ke bumi.

    Rafael Advanced Defense System juga meluncurkan Iron Dome versi pertahanan laut yaitu dinamakan C-Dome. C-Dome berfungsi melindungi kapal di perairan dan pesisir dari serangan balistik dan serangan lainnya. 

    Berbeda dengan Iron Dome versi darat C-Dome hanya memiliki 10 tabung peluncur yang di isi rudal pencegat Tamir dan diluncurkan secara vertikal dengan cakupan 360 derajat, suatu fitur yang tidak dimiliki sistem Iron Dome berbasis darat. Meski dalam tahap awal pengembangan konsep, Rafael memperkirakan butuh waktu kurang dari setahun untuk membangun prototipe sistem C-Dome. Saat ini, C-Dome digunakan di kapal korvet 6 kelas Sa'ar milik AL Israel.



    Satu hal yang harus diketahui bahwa Iron Dome merupakan salah satu sistem pertahanan yang unik, dimana sistem pertahanan ini termasuk sistem yang paling canggih untuk mengantisipasi ancaman semacam roket dan peluru artileri. 

    Tapi perlu diingat mengantisipasi roket tentu tidak sama dengan mengantisipasi rudal balistik karena lintasan dan jangkauannya yang berbeda.


    Terlebih dari pro dan kontra dimana setiap sistem pertahanan udara seperti Irone Dome ini pasti memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing :

    -Salah satu kelebihan Iron Dome adalah mengidentifikasi dan mengansipiasi dampak dari serangan roket, memperkirakan kapan dan di mana roket itu akan jatuh, apakah di area terbuka atau kawasan pemukiman dan memutuskan apakah perlu diantisipasi atau tidak. Hal ini untuk menghindari antisipasi tidak perlu jika roket yang diluncurkan akan jatuh di kawasan kosong dan tidak menimbulkan kerusakan.

    -Dan salah satu kelemahan Iron Dome adalah dia tidak mampu mengantisipasi serangan roket jarak sangat pendek. Iron Dome hanya mampu mengantisipasi serangan roket yang berjarak minimal 5-7 kilometer. 

    Sistem pertahanan kubah besi ini punya titik jenuh. Rudal-rudal Iron Dome hanya mampu mengantisipasi sejumlah serangan roket pada satu waktu. Serangan roket yang bertubi-tubi bisa menembus sistem pertahanan dan menimbulkan kerusakan.





    Sumber data :  - id.wikipedia.org
                            - dll..

    Thursday, May 21, 2020

    Perbedaan Rudal Balistik dan Rudal Jelajah



    Rudal balistik dan rudal jelajah? mungkin kata-kata ini yang sering kita dengar atau kita baca baik dalam berita maupun dalam artikel. Seperti contoh berita yang sering kita dengar baik di televisi maupun internet tentang korea utara yang terus meluncurkan uji coba rudal balistiknya. Begitu juga dengan berita konflik di timur tengah pada tahun 2018 lalu dimana amerika serikat menembakan puluhan maupun ratusan rudal jelajah tomahawk ke suriah baik dari kapal perang, maupun kapal selam, dan masih banyak lagi. 

    Mungkin sebagian orang diluar sana yang bingung dan tidak begitu memahami akan berpikir semua jenis rudal sama. Padahal tidak sama, rudal jelajah dan rudal balistik memiliki perbedaan dalam prinsip dasarnya untuk dapat mencapai sasaran. Berikut penjelasan sederhana tentang rudal balistik dan rudal jelajah.  

    Rudal atau peluru kendali adalah senjata yang dihantarkan menuju sasaran melalui proses penerbangan. Untuk mendapatkan waktu mencapai sasaran yang singkat umumnya mempunyai pendorong berbasis roket. Pada sistem rudal terdapat 2 moda untuk dapat mencapai sasaran yakni secara balistik (hukum fisika tentang benda jatuh) atau dengan menggunakan daya angkat aerodinamis dan jelajah (cruise - missile).

    A. Rudal Balistik (Balistic-missile)
    Rudal balistik (balistic missile) merupakan rudal yang memiliki lintasan balistik di sebagian jalur penerbangannya. Maksudnya? yaitu ketika rudal membakar bahan bakar yang mendorongnya, rudal itu terus bergerak, seperti peluru setelah dipecat atau ditembakkan dari pistol. Begitu bahan bakar habis, arah rudal tidak bisa diubah. Dia mengikuti jalur yang ditentukan oleh kecepatan peluncurannya dan gaya gravitasi yang mencoba menariknya kembali ke permukaan bumi. Akhirnya, gravitasi memandu rudal tersebut dan muatannya yang mungkin berupa bahan peledak, senjata kimia atau biologi, atau perangkat nuklir menuju ke sasarannya.  


    Masih bingung ? saya berikan satu contoh, misalkan ketika kita ingin melempar suatu benda (katakanlah sebuah batu) ke tempat yang jauh yang tidak akan terjangkau oleh lemparan lurus, pasti kita akan melemparnya menyudut ke atas membentuk lintasan melengkung (seperti busur) bukan?.

    Nah, seperti itulah prinsip dasar dari rudal balistik dari mulai awal peluncuran hingga sampai kesasarannya. Jadi rudal balistik meluncur ke ketinggian sangat tinggi (bahkan bisa jadi mengorbit) lalu menghujam ke sasaran dari atas seperti sebuah meteor yang mau menghantam bumi. Kelebihan rudal ini adalah kecepatannya, dimana pencegatan hanya bisa dilakukan dalam rentang waktu tertentu dan tergolong sulit dan rumit, dan ketika sudah masuk terminal phase rentang waktunya sangat sempit dan sangat beresiko meskipun sukses. Intinya rudal balistik hanya dapat dikendalikan dalam tahap peluncurannya saja.


    Jenis Rudal Balistik :

    Rudal balistik bervariasi menurut penggunaan dan jangkauannya dan umumnya dibagi kedalam kategori menurut jangkauan.

    • Rudal balistik jarak pendek (short-range ballistic missile atau SRBM) memiliki jangkauan kurang dari 1.000 km. Rudal jenis ini memiliki hulu ledak konvensional. Contoh dari rudal jenis ini antara lain adalah: V-2, Scud dan SS-21 Scarab.
    • Rudal balistik jarak menengah (medium-range ballistic missile atau MRBM) memiliki jangkauan antara 1.000 sampai 2.500 km.
    • Intermediate-range ballistic missile atau IRBM memiliki jangkauan antara 2.500 sampai 3.500 km.
    • Rudal balistik sub-benua (sub-continental ballistic missile atau SCBM).
    • Rudal balistik antar benua (intercontinental ballistic missile atau ICBM) memiliki jangkauan lebih besar dari 3.500 km yang terdiri dari:
      • Rudal balistik antar benua jarak terbatas (limited range intercontinental ballistic missile atau LRICBM) memiliki jarak antara 3.500 sampai 8.000 km.
        • LRICBM juga dikenal sebagai Rudal balistik jarak jauh (LRBM).
      • Full range intercontinental ballistic missile atau FRICBM memiliki jangkauan antara 8.000 sampai 12.000 km.
    • Rudal balistik berbasis kapal selam (submarine-launched ballistic missile atau SLBM).

    B. Rudal Jelajah (Cruise-missile)


    Terus kalau rudal jelajah gimana dong?. Sesuai namanya, rudal jelajah "menjelajah" dia terbang dalam garis yang relatif lurus dan di ketinggian rendah mengikuti peta yang dia bawa untuk menuju ke sasarannya. Rudal ini bisa bermanuver untuk mengikuti rute yang sudah terprogram (menggunakan sistem kendali otomatis), sehingga bisa menghindari posisi radar musuh agar sukses mencapai sasaran.


    Rudal jelajah memiliki kelebihan dibanding rudal balistik yaitu sulit dideteksi radar udara karena rudal terbang beberapa puluh meter menyusuri permukaan bumi. Biasanya menggunakan Mesin jet sehingga mampu terbang jauh.



    Rudal jelajah dirancang untuk membawa hulu ledak konvensional dalam jumlah besar atau nuklir dan dapat menjangkau ratusan mil dengan tingkat akurasi tinggi. Rudal jelajah modern dapat terbang mencapai kecepatan supersonik atau subsonik. Contoh rudal jelajah seperti BGM-109 Tomahawk (Amerika), 3M-54 Kalibr (Rusia), DH-10 (China) dan masih banyak lagi.

    Nah, Kesimpulannya dari perbedaan rudal balistik dan rudal jelajah adalah jika jalur penerbangan rudal balistik membentuk busur maka rudal jelajah jalurnya mendekati garis lurus, terbang mengikuti kontur daratan dan di ketinggian rendah berkat propelan roket untuk mengindari deteksi radar.


    Sumber data :  - id.wikipedia.org
                            - jejaktapak.com
                            - dll.