Monday, August 23, 2021

Apa itu Kemampuan Siluman (Stealth) ? Dalam Dunia Militer

 

Terkadang masih banyak sekali masyarakat umum di luar sana yang belum mengerti mendeskripsikan arti kata siluman (stealth) dalam dunia militer adalah seolah-olah seperti ilmu sihir 100% menghilang atau tidak terlihat oleh radar sama sekali atau tak kasat mata/tembus pandang. Yap, betul sekali presepsi ini salah. 

Siluman (stealth) merupakan suatu hasil dari kemajuan teknologi di bidang persenjataan militer saat ini. Banyak sekali negara di dunia ini menghabiskan banyak sekali uang untuk mengembangkan dan memperoleh teknologi siluman untuk persenjataan nya.

Pada kesempatan kali ini kita akan bahas apa itu teknologi siluman dan bagaimana sih konsep atau cara kerjanya?. Kita ambil salah satu contoh kemampuan teknologi siluman pada pesawat tempur. 

Pertama-tama untuk mengetahui teknologi siluman bekerja, kita harus mengerti dan tahu terlebih dahulu prinsip kerja dasar dari Radar (Radio Detection and Ranging).

 


Sebuah radar akan memancarkan gelombang elektromagnetik, dan akan memantul ketika menabrak sebuah objek. Sinyal radar yang kembali ini akan diproses untuk menentukan posisi, ukuran dan arah sasaran pada objek tersebut.

Masih belum paham? ini penjelasannya.

Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dan dipantulkan dari suatu benda tertentu akan ditangkap oleh radar. Dengan menganalisis sinyal yang dipantulkan tersebut, pemantul sinyal dapat ditentukan lokasinya dan melalui analisis lebih lanjut dari sinyal yang dipantulkan dapat juga ditentukan jenisnya. 

Meskipun sinyal yang diterima relatif lemah/kecil, tetapi radio sinyal tersebut dapat dideteksi dan diperkuat oleh penerima radar.

Selanjutnya yang harus kita pahami adalah konsep RCS (Radar Cross Section) yang sangat berperan disini. Nah apalagi ini?

RCS (Radar Cross Section) adalah ukuran seberapa besar sebuah objek muncul di layar radar atau dalam defenisi lain merupakan kemampuan dari suatu objek dalam memantulkan kembali sinyal radar kembali kepada sumber pemancarnya.

Pada pesawat tempur angka RCS ini menunjukan seberapa besar pesawat tempur tesebut dapat terdeteksi oleh radar lawan ketika sedang melakukan penetrasi ke wilayah musuh, baik melaksanakan suatu misi atau melakukan manuver tertentu.


Semakin kecil nilai RCSnya, maka akan semakin bagus bagi pesawat tempur tersebut. Dengan kecilnya nilai RCS, maka suatu pesawat akan mendekati kemampuan siluman (stealth) maka petugas monitor radar di ground (darat) atau pilot yang memantau layar monitor di udara, hanya akan melihat identitas pesawat lawan seperti gerombolan burung dengan ukuran pixel yang amat kecil di layar. 
Meski pada kenyataanya tidak ada pesawat yang 100% tidak terdeteksi oleh radar.

Nah, selanjutnya kita akan memahami prinsip teknologi siluman (stealth) itu sendiri.

Prinsip teknologi siluman itu sendiri sebenarnya bisa kita contohkan pada hal sederhana dalam kehidupan sehari hari. Contohnya burung gereja siapa yang tidak tahu binatang ini.

Ketika anda melihat burung terbang dengan jarak sekitar 8-10 meter dari posisi kita, tentu kita tidak akan kesulitan melihat/melacak gerakannya menggunakan mata kita.

Sekarang kita bandingkan dengan binatang lain contohnya lalat, ketika kita melihat lalat dari jarak seperti burung gereja tadi tentu secara penglihatan/visual kita tidak akan mungkin melihatnya. Kenapa? karena mata manusia tidak mungkin dapat melihat benda kecil sebaik ketika dia melihat benda yang besar.

Ketika kita bisa melihat lalat pada jarak 1 Meter dari posisi kita tentu kita dapat melihatnya secara visual. Tetapi tetap kita akan kesulitan melacak dan mendapatkan kunci visual pada lalat itu karena berukuran sangat kecil. 

Untuk membunuh lalat itu akan sangat sulit karena ukurannya yang sangat kecil. Jadi kita akan menggunakan telinga kita untuk mendeteksi suara mendengung yang dibuat oleh lalat tersebut untuk menentukan perkiraan lokasi dan kemudian visual isyarat di dalamnya.

Tetapi kemungkinan lalat akan menghilang pada saat kita mendeteksi lokasi yang tepat. Dari konsep inilah teknologi siluman (stealth) bekerja.

Sekarang masukkan konsep sederhana itu tadi ke teknologi pesawat. Burung pada jarak 10 meter dapat dibandingkan dengan pesawat konvensional yang muncul sebagai titik besar pada layar radar. Sementara lalat adalah pesawat siluman yang sulit dideteksi apalagi ditargetkan untuk dibunuh.

Dalam perkembangannya, pesawat-pesawat tempur yang didesain sebagai pesawat tempur low observable ini (memiliki RCS rendah) memiliki banyak karakteristik yang bertolak belakang dengan prinsip desain secara aerodinamika.

Mereka dengan teknologi siluman (stealth) bukannya tidak terlihat, tapi sangat sulit untuk dideteksi dan umumnya terdeteksi pada jarak 10-20 km dengan radar ultra-modern.

Bisa kita bayangkan untuk pesawat konvensional mereka bisa terdeteksi di radar pada jarak 150-300 km. Hal ini memungkinkan mereka untuk mempertahankan unsur kejutan yang sangat menentukan dalam konflik.

Jarak 20 km bagi sebuah pesawat tempur adalah sangat pendek dan singkat. Tidak ada yang akan siap secepat itu untuk melakukan penanggulangan.

Teknologi siluman bekerja pada prinsip menghilangkan refleksi radar. Hal ini dapat dilakukan dengan baik dengan dua cara :

  • Absorbing radio waves (RAM coatings) atau menyerap gelombang radar
Radar Absorbent Material (RAM) memerlukan bahan pelapis radar yang dapat menyerap gelombang elektromagnetik pada objek. Bahan khusus ini dirancang dari bahan dielektrik, komposit yang menyerap gelombang radio yang menimpa mereka.

Dengan lapisan ini gelombang radio yang menerpa cat akan diserap melalui beberapa diffusions. Penyerapan ini disebabkan oleh konversi energi radar menjadi panas yang hilang dari permukaan pesawat.


  • Deflecting radio waves (Shaping of the surfaces) atau membelokkan gelombang  radar
Untuk bisa melakukan ini maka pesawat dirancang sedemikian rupa sehingga gelombang tadi bukannya dipantulkan kembali ke arah yang sama saat dia datang tetapi dibelokkan dan tersebar ke arah yang berbeda.

Ingat rumus gelombang yang menyebutkan sudut datang sama dengan sudut pantul?. Hukum ini lah yang dilabrak untuk menghindari deteksi radar. Gelombang yang datang dipantulkan ke arah yang jauh dari arah radar yang memancarkan gelombang tersebut.

Salah satu hal yang harus diingat, bahwa radar bekerja dari gelombang yang dipantulkan objek yang dia deteksi.

Permukaan miring ekstrem pada pesawat seperti F-117 Nighthawk dan kapal perang siluman seperti USS Zumwalt. Mereka memiliki permukaan miring yang dikombinasikan dengan permukaan melengkung yang terlihat pada pesawat seperti B-2 spirirt, F-22 Raptor, F-35 Lightning II dan pesawat lain. Hal ini membantu untuk mencapai observability rendah tingkat tinggi.


Begitu juga konsep yang sama pada kapal perang dengan teknologi siluman (stealth). 

Kapal siluman sebenarnya sangat terlihat di radar. Tetapi perbedaannya adalah bahwa jika dalam kondisi normal kapal perang dengan bobot 5.000 ton  akan memiliki RCS 1000 m² akan terdeteksi pada pada 100 km.

Bandingkan dengan desain kapal perang siluman dengan bobot yang sama memiliki 200 RCS m² dan akan terdeteksi pada jarak yang sama, tetapi akan muncul dengan blip jauh lebih kecil di radar.

Mereka akan mirip dengan kapal 1000 ton yang membingungkan musuh dalam kekacauan radar yang mendeteksi ratusan kapal di layar.

Sebuah kapal 1.000 ton 100 RCS m² dengan fitur siluman bisa muncul seperti sebuah kapal dagang seberat 250 ton di radar dan musuh tidak akan tahu perbedaan antara kapal perang tersebut dan kapal dagang kecil. Kapal siluman dibangun terutama untuk terlihat lebih kecil dan berbaur dengan kapal dan perahu lain.

Dari semua penjelasan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa teknologi siluman bukan berarti membuat sebuah pesawat tak terlihat dari radar tetapi sebatas melakukan penundaan deteksi pesawat, sehingga musuh akhirnya terlambat untuk bereaksi.

Jadi sebenarnya istilah yang paling tepat untuk pesawat/kapal siluman adalah pesawat/kapal ‘low-observable’ atau sulit diamati.



*Sumber data : -id.wikipedia.org
                         -jejaktapak.com
                         -journals.itb.ac.id
                         -indomiliter.com
                         -garuda.ristekdikti.go.id
                         

Saturday, August 21, 2021

Lockheed Martin F-22 Raptor - Sang Siluman Langit


Siapa yang tidak kenal dengan pesawat siluman canggih yang satu ini, ya betul sekali F-22 Raptor. Merupakan pesawat tempur generasi ke-5 buatan amerika serikat dengan kontraktor utamanya Lockheed Martin Aeronautics.

F-22 Raptor awalnya direncanakan untuk dijadikan pesawat tempur superioritas udara pada saat itu yang juga digunakan untuk menghadapi pesawat-pesawat tempur rusia atau kala itu kita sebut uni soviet. 

Tetapi seiring berjalannya waktu pesawat ini juga mampu dilengkapi peralatan untuk serangan darat, peperangan elektronik (Electronic Warfare/EW) dan sinyal intelijen (SIGINT).


Melalui masa pengembangan yang sangat panjang, versi prototipenya diberi nama YF-22, tiga tahun sebelum secara resmi dipakai diberi nama F/A-22, dan akhirnya diberi nama F-22A ketika resmi mulai dipakai angkatan udara amerika serikat pada desember 2005.

Sejarah awal diciptakannya F-22 Raptor dimulai ketika angkatan udara amerika serikat ingin mengembangkan sebuah generasi baru pesawat tempur superioritas udara yang nantinya akan digunakan untuk menghadapi ancaman dari luar amerika serikat dan juga direncanakan kedepannya untuk menggantikan pesawat tempur F-15 Eagle yang ada digudang militer amerika serikat saat ini.  

                                 Gambar : Prototipe YF-23 (atas) dan YF-22 (bawah)

Advanced Tactical Fighter
 (ATF) adalah kontrak untuk demonstrasi dan program validasi yang dilakukan angkatan udara amerika serikat. Proposal untuk kontrak ini diajukan pada tahun 1986, oleh dua tim kontraktor, yaitu Lockheed Martin / Boeing / General Dynamics dan Northrop / McDoneel Douglas, Yang terpilih pada oktober 1986 untuk melalui fase demonstrasi dan validasi selama 50 bulan, yang pada akhirnya menghasilkan dua prototipe pesawat, yaitu YF-22 dan YF-23.



Program ATF awalnya direncanakan untuk memadukan teknologi modern seperti logam canggih dan material komposit, sistem kontrol mutakhir, sistem penggerak bertenaga tinggi, dan teknologi pesawat siluman (stealth).

Pada akhirnya prototipe pesawat YF-22 buatan Lockheed, Boeing dan General Dynamics mendapatkan kontrak ATF setelah memenangkan kompetisi terbang mengalahkan prototipe YF-23 buatan Northrop dan McDonnel Douglas.


Dari sisi dapur pacu F-22 Raptor didukung oleh dua mesin Pratt & Whitney F119-100. Mesin Pratt & Whitney F119-100 memberikan F-22 kemampuan untuk melakukan supercruise (beroperasi pada kecepatan supersonik tanpa menggunakan afterburner) hingga 1,5 mach. Serta memiliki Nozzle Vectoring Konvergen/divergen (dengan vektor dorong ke atas atau kebawah maksimal 20 derajat) yang memberikan kemampuan F-22 melakukan super manuver yang tinggi.

                                  Gambar : Mesin 2D Nozzle Vectoring F-22 Raptor

Pada avionik F-22 Menggunakan radar AN/APG-77 AESA yang dirancang untuk operasi superioritas udara dan serangan darat, yang sulit dideteksi pesawat lawan dan dapat melacak beberapa target sekaligus dalam segala cuaca apapun. Radar AN/APG-77  mengganti frekuensinya 1.000 kali setiap detik, membuatnya juga sangat sulit dilacak. Radar ini juga dapat memfokuskan emisi terhadap sensor lawan, membuat pesawat lawan mengalami gangguan.


                 Gambar : Radar AN/APG-77 (atas) dan Avionik (bawah) F-22 Raptor

Di lini persenjataan, F-22 Raptor memiliki senapan mesin M61A2 vulcan kaliber 20mm 
dengan isi amunisi 480 butir peluru dengan kecepatan tembak 100 putaran per detik yang dipasang secara internal disisi kanan atas badan pesawat, dan akan habis bila ditembakkan secara terus-menerus selama sektar lima detik.

                                    Gambar : Konfigurasi Persenjataan F-22 Raptor

F-22 memiliki empat cantelan di sayap, masing-masing dapat membawa beban hingga 2.270 Kg, seperti membawa rudal udara ke udara AIM-120A AMRAAM atau tangki bahan bakar eksternal. Raptor juga memiliki tiga teluk senjata internal di badan pesawatnya. Teluk senjata utama dapat membawa enam rudal AMRAAM AIM-120C atau dua AMRAAM dan dua GBU-32 joint direct amunition (JDAM). 

                       Gambar : Weapon bay (Teluk Internal) di bawah badan F-22

Pada teluk internal samping masing-masing dapat memuat satu rudal udara ke udara jarak pendek AIM-9M atau AIM-9X sidewinder.

        Gambar : Weapon bay (Teluk Internal) di samping (kiri dan kanan) badan F-22

F-22 Raptor dirancang untuk membawa persenjataan/rudal udara ke udara yang tersimpan secara internal di dalam badan pesawat agar tidak mengganggu kemampuan silumannya. Pesawat ini juga dapat membawa persenjataan pada empat titik eksternal di sayapnya, tetapi apabila ini dipakai akan sangat mengurangi kemampuan siluman, kecepatan, dan kelincahannya.


Spesifikasi F-22A Raptor
  • Kru: 1
  • Panjang: 62 kaki 1 in
  • Rentang sayap: 44 kaki 6 in
  • Tinggi: 16 kaki 8 in
  • Luas sayap: 840 kaki²
  • Airfoil: NACA 64A?05,92 akar, NACA 64A?04,29 ujung
  • Berat kosong: 31.670 lb
  • Berat isi: 55.352 lb
  • Berat maksimum saat lepas landas: 80.000 lb
  • Mesin: 2 × Pratt & Whitney F119-PW-100 Turbofan pengarah daya dorong pitch, 35.000 lb masing-masing

Kinerja

  • Laju maksimum: ≈Mach 2,42 (2.575 km/jam) pada altituda/ketinggian tinggi
  • Laju jelajah: Mach 1,72 (1.825 km/h) pada altituda/ketinggian tinggi
  • Jangkauan feri: 2.000 mi (1.738 nm, 3.219 km)
  • Langit-langit batas: 65.000 kaki
  • Laju tanjak: rahasia
  • Beban sayap: 66 lb/kaki²
  • Dorongan/berat: 1,26
  • Maximum g-load: −3/+9 g

Persenjataan

  • Senapan: 1× 20 mm (0,787 in) M61A2 Vulcan gatling gun di pangkal sayap kanan, 480 butir peluru
  • Udara ke udara:
    • 6× AIM-120 AMRAAM
    • 2× AIM-9 Sidewinder
  • Udara ke darat:
    • 2× AIM-120 AMRAAM dan
    • 2× AIM-9 Sidewinder dan salah satu:
      • 2× 1.000 lb JDAM atau
      • 2× Wind Corrected Munitions Dispensers (WCMDs) atau
      • 8× 250 lb GBU-39 Small Diameter Bomb
  • Avionik

    • Radar: 125-150 mil (200-240 km) terhadap target 1 m² (perkiraan)

    F-22A Raptor menawarkan kemampuan siluman penuh, arti siluman (stealth) disini bukan berarti tembus pandang atau tidak terlihat sama sekali, maksud siluman (stealth) disini adalah low observable/rendah diamati, menghindari pendeteksian, baik deteksi secara visual, audio, sensor panas, maupun gelombang radio (radar).



    *Sumber data : -id.wikipedia.org
                             -dll...

    Saturday, May 15, 2021

    Iron Dome (Kubah besi) Sistem Pertahanan Udara milik Israel

    Dalam beberapa hari terakhir ini seluruh dunia menyaksikan bagaimana roket-roket dari Gaza yang di tembakan oleh Hamas menghujani wilayah Israel, dimana ini merupakan buntut dari konflik yang terjadi di yerusalem.

    Gambar diatas adalah suasana langit malam hari di gaza dan israel, dimana sistem pertahanan udara iron dome mencegat roket-roket yang diluncurkan oleh hamas ke wilayah israel. Sudah lebih dari 1.000 roket yang dilaporkan telah diluncurkan oleh hamas, beberapa ada yang lolos dan juga sebagian besar roket-roket tersebut berhasil di cegat oleh sistem pertahanan udara iron dome israel. 

    Jadi apa sih itu Iron Dome?

    Iron Dome atau dalam bahasa ibrani  ×›ִּפַּת בַּרְ×–ֶל , kippat barzel  adalah sistem pertahanan udara segala cuaca milik israel. Yang dikembangkan dan diproduksi oleh Rafael Advanced Defense System dan Israel Aerospace Industries. Sistem pertahanan rudal ini dirancang untuk mencegat dan menghancurkan roket jarak pendek, dan peluru artileri 155 mm yang ditembakkan dari jarak 4 kilometer (2,5 mil) hingga 70 kilometer (43 mil). 


    Iron Dome dinyatakan beroperasi dan awalnya digunakan pada 27 Maret 2011 
    di dekat bersyeba. Proyek pembuatan iron dome dipicu sejumlah serangan roket dan mortir oleh Hizbullah dan Hamas antara tahun 2000-2008 dimana lebih dari 8.000 proyektil ditembakkan tanpa pandang bulu ke pusat-pusat populasi israel. Pada Perang Libanon 2006, sekitar 4.000 roket (sebagian besar di antaranya adalah roket Katyusha jarak pendek) yang diluncurkan Hizbullah ke wilayah utara Israel dan menewaskan sekitar 44 warga dan 250.000 lainnya mengungsi.

    Dan pada februari 2007, Menteri Pertahanan Israel Amir Peretz memutuskan memilih Iron Dome sebagai pertahanan udara Israel terhadap ancaman roket jarak pendek dan peluru artileri. Sejak saat itu, sistem senilai $ 210 juta telah dikembangkan oleh Rafael Advanced Defense Systems yang bekerja sama dengan IDF. Namun beberapa laporan juga menyebut Amerika Serikat turut mendanai pengembangan irone dome setelah beroperasi pada tahun 2011. Yaitu perusahaan pertahanan AS Raytheon Co. mengumumkan kerjasama dengan Rafael untuk mengembangkan Iron Dome di AS. 

    Menurut pabrikannya, Iron Dome dapat beroperasi pada siang dan malam hari, dalam kondisi cuaca buruk, dan dapat merespons berbagai ancaman secara simultan.

    Iron Dome memiliki tiga komponen utama :

    • Detection & Tracking Radar : Sistem radar dibangun oleh Elta , sebuah perusahaan pertahanan Israel dan anak perusahaan Israel Aerospace Industries , dan oleh IDF .
    • Battle Management & Weapon Control (BMC) : Pusat kendali dibangun untuk Rafael oleh mPrest Systems, sebuah perusahaan perangkat lunak Israel.
    • Unit Penembakan Rudal : Unit ini meluncurkan rudal pencegat Tamir, dilengkapi dengan sensor elektro-optik dan beberapa sirip kemudi untuk kemampuan manuver yang tinggi. Rudal tersebut dibangun oleh Rafael. Baterai Iron Dome memiliki 3–4 peluncur vertikal (dengan 20 rudal per peluncur).


    Sistem radar iron dome disebut sebagai EL / M-2084Ia mendeteksi peluncuran roket dan melacak lintasannya. Kemudian BMC menghitung titik dampak sesuai dengan data yang dilaporkan, dan menggunakan informasi ini untuk menentukan apakah target tersebut merupakan ancaman bagi area yang ditentukan. Hanya ketika ancaman itu ditentukan, rudal pencegat akan ditembakkan untuk menghancurkan roket yang masuk sebelum mencapai area dampak yang diperkirakan. 


    Rudal pencegat Tamir sepanjang 3 meter, diameter 0,16 meter, dengan berat 90 kilogram. Tamir yang satu unit disebut seharga US$100 ribu (Rp1,4 miliar).

    Tahun 2019, Amerika Serikat juga mengumumkan pembelian dua unit sistem pertahanan udara Iron Dome senilai US$373 juta (Rp5,3 triliun) dengan dua pos komando dan radar, 12 peluncur dan 480 Rudal Tamir. Batch pertama sudah diselesaikan sejak September 2020, sementara pengiriman kedua berjalan sejak Januari 2021.


    Iron Dome didesain untuk hanya mengintervensi roket yang mengancam pemukiman penduduk. Rudal pencegat tidak membidik/mengenai sasaran secara langsung (hit to kill), melainkan meledak di dekat roket sasaran, dan itu sebabnya menyisakan serpihan roket/rudal yang jatuh ke bumi.

    Rafael Advanced Defense System juga meluncurkan Iron Dome versi pertahanan laut yaitu dinamakan C-Dome. C-Dome berfungsi melindungi kapal di perairan dan pesisir dari serangan balistik dan serangan lainnya. 

    Berbeda dengan Iron Dome versi darat C-Dome hanya memiliki 10 tabung peluncur yang di isi rudal pencegat Tamir dan diluncurkan secara vertikal dengan cakupan 360 derajat, suatu fitur yang tidak dimiliki sistem Iron Dome berbasis darat. Meski dalam tahap awal pengembangan konsep, Rafael memperkirakan butuh waktu kurang dari setahun untuk membangun prototipe sistem C-Dome. Saat ini, C-Dome digunakan di kapal korvet 6 kelas Sa'ar milik AL Israel.



    Satu hal yang harus diketahui bahwa Iron Dome merupakan salah satu sistem pertahanan yang unik, dimana sistem pertahanan ini termasuk sistem yang paling canggih untuk mengantisipasi ancaman semacam roket dan peluru artileri. 

    Tapi perlu diingat mengantisipasi roket tentu tidak sama dengan mengantisipasi rudal balistik karena lintasan dan jangkauannya yang berbeda.


    Terlebih dari pro dan kontra dimana setiap sistem pertahanan udara seperti Irone Dome ini pasti memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing :

    -Salah satu kelebihan Iron Dome adalah mengidentifikasi dan mengansipiasi dampak dari serangan roket, memperkirakan kapan dan di mana roket itu akan jatuh, apakah di area terbuka atau kawasan pemukiman dan memutuskan apakah perlu diantisipasi atau tidak. Hal ini untuk menghindari antisipasi tidak perlu jika roket yang diluncurkan akan jatuh di kawasan kosong dan tidak menimbulkan kerusakan.

    -Dan salah satu kelemahan Iron Dome adalah dia tidak mampu mengantisipasi serangan roket jarak sangat pendek. Iron Dome hanya mampu mengantisipasi serangan roket yang berjarak minimal 5-7 kilometer. 

    Sistem pertahanan kubah besi ini punya titik jenuh. Rudal-rudal Iron Dome hanya mampu mengantisipasi sejumlah serangan roket pada satu waktu. Serangan roket yang bertubi-tubi bisa menembus sistem pertahanan dan menimbulkan kerusakan.





    Sumber data :  - id.wikipedia.org
                            - dll..

    Thursday, May 21, 2020

    Perbedaan Rudal Balistik dan Rudal Jelajah



    Rudal balistik dan rudal jelajah? mungkin kata-kata ini yang sering kita dengar atau kita baca baik dalam berita maupun dalam artikel. Seperti contoh berita yang sering kita dengar baik di televisi maupun internet tentang korea utara yang terus meluncurkan uji coba rudal balistiknya. Begitu juga dengan berita konflik di timur tengah pada tahun 2018 lalu dimana amerika serikat menembakan puluhan maupun ratusan rudal jelajah tomahawk ke suriah baik dari kapal perang, maupun kapal selam, dan masih banyak lagi. 

    Mungkin sebagian orang diluar sana yang bingung dan tidak begitu memahami akan berpikir semua jenis rudal sama. Padahal tidak sama, rudal jelajah dan rudal balistik memiliki perbedaan dalam prinsip dasarnya untuk dapat mencapai sasaran. Berikut penjelasan sederhana tentang rudal balistik dan rudal jelajah.  

    Rudal atau peluru kendali adalah senjata yang dihantarkan menuju sasaran melalui proses penerbangan. Untuk mendapatkan waktu mencapai sasaran yang singkat umumnya mempunyai pendorong berbasis roket. Pada sistem rudal terdapat 2 moda untuk dapat mencapai sasaran yakni secara balistik (hukum fisika tentang benda jatuh) atau dengan menggunakan daya angkat aerodinamis dan jelajah (cruise - missile).

    A. Rudal Balistik (Balistic-missile)
    Rudal balistik (balistic missile) merupakan rudal yang memiliki lintasan balistik di sebagian jalur penerbangannya. Maksudnya? yaitu ketika rudal membakar bahan bakar yang mendorongnya, rudal itu terus bergerak, seperti peluru setelah dipecat atau ditembakkan dari pistol. Begitu bahan bakar habis, arah rudal tidak bisa diubah. Dia mengikuti jalur yang ditentukan oleh kecepatan peluncurannya dan gaya gravitasi yang mencoba menariknya kembali ke permukaan bumi. Akhirnya, gravitasi memandu rudal tersebut dan muatannya yang mungkin berupa bahan peledak, senjata kimia atau biologi, atau perangkat nuklir menuju ke sasarannya.  


    Masih bingung ? saya berikan satu contoh, misalkan ketika kita ingin melempar suatu benda (katakanlah sebuah batu) ke tempat yang jauh yang tidak akan terjangkau oleh lemparan lurus, pasti kita akan melemparnya menyudut ke atas membentuk lintasan melengkung (seperti busur) bukan?.

    Nah, seperti itulah prinsip dasar dari rudal balistik dari mulai awal peluncuran hingga sampai kesasarannya. Jadi rudal balistik meluncur ke ketinggian sangat tinggi (bahkan bisa jadi mengorbit) lalu menghujam ke sasaran dari atas seperti sebuah meteor yang mau menghantam bumi. Kelebihan rudal ini adalah kecepatannya, dimana pencegatan hanya bisa dilakukan dalam rentang waktu tertentu dan tergolong sulit dan rumit, dan ketika sudah masuk terminal phase rentang waktunya sangat sempit dan sangat beresiko meskipun sukses. Intinya rudal balistik hanya dapat dikendalikan dalam tahap peluncurannya saja.


    Jenis Rudal Balistik :

    Rudal balistik bervariasi menurut penggunaan dan jangkauannya dan umumnya dibagi kedalam kategori menurut jangkauan.

    • Rudal balistik jarak pendek (short-range ballistic missile atau SRBM) memiliki jangkauan kurang dari 1.000 km. Rudal jenis ini memiliki hulu ledak konvensional. Contoh dari rudal jenis ini antara lain adalah: V-2, Scud dan SS-21 Scarab.
    • Rudal balistik jarak menengah (medium-range ballistic missile atau MRBM) memiliki jangkauan antara 1.000 sampai 2.500 km.
    • Intermediate-range ballistic missile atau IRBM memiliki jangkauan antara 2.500 sampai 3.500 km.
    • Rudal balistik sub-benua (sub-continental ballistic missile atau SCBM).
    • Rudal balistik antar benua (intercontinental ballistic missile atau ICBM) memiliki jangkauan lebih besar dari 3.500 km yang terdiri dari:
      • Rudal balistik antar benua jarak terbatas (limited range intercontinental ballistic missile atau LRICBM) memiliki jarak antara 3.500 sampai 8.000 km.
        • LRICBM juga dikenal sebagai Rudal balistik jarak jauh (LRBM).
      • Full range intercontinental ballistic missile atau FRICBM memiliki jangkauan antara 8.000 sampai 12.000 km.
    • Rudal balistik berbasis kapal selam (submarine-launched ballistic missile atau SLBM).

    B. Rudal Jelajah (Cruise-missile)


    Terus kalau rudal jelajah gimana dong?. Sesuai namanya, rudal jelajah "menjelajah" dia terbang dalam garis yang relatif lurus dan di ketinggian rendah mengikuti peta yang dia bawa untuk menuju ke sasarannya. Rudal ini bisa bermanuver untuk mengikuti rute yang sudah terprogram (menggunakan sistem kendali otomatis), sehingga bisa menghindari posisi radar musuh agar sukses mencapai sasaran.


    Rudal jelajah memiliki kelebihan dibanding rudal balistik yaitu sulit dideteksi radar udara karena rudal terbang beberapa puluh meter menyusuri permukaan bumi. Biasanya menggunakan Mesin jet sehingga mampu terbang jauh.



    Rudal jelajah dirancang untuk membawa hulu ledak konvensional dalam jumlah besar atau nuklir dan dapat menjangkau ratusan mil dengan tingkat akurasi tinggi. Rudal jelajah modern dapat terbang mencapai kecepatan supersonik atau subsonik. Contoh rudal jelajah seperti BGM-109 Tomahawk (Amerika), 3M-54 Kalibr (Rusia), DH-10 (China) dan masih banyak lagi.

    Nah, Kesimpulannya dari perbedaan rudal balistik dan rudal jelajah adalah jika jalur penerbangan rudal balistik membentuk busur maka rudal jelajah jalurnya mendekati garis lurus, terbang mengikuti kontur daratan dan di ketinggian rendah berkat propelan roket untuk mengindari deteksi radar.


    Sumber data :  - id.wikipedia.org
                            - jejaktapak.com
                            - dll.

    Sunday, April 12, 2020

    Sistem (Rudal) Pertahanan Udara Terbaik Di Dunia

    Sistem (Rudal) pertahanan udara atau Air Defense System merupakan suatu sistem yang didesain untuk mencegat dan menghancurkan sistem rudal balistik, pesawat tempur/pembom, rudal jelajah, helikopter, hingga UAV/drone (pesawat  tak berawak).

    Atau yang lebih kita kenal sebagai Rudal Permukaan Ke Udara (Surface to Air Missile (SAM)) adalah rudal yang dirancang untuk diluncurkan dari permukaan (darat) untuk mencegat dan menghancurkan pesawat, rudal maupun benda terbang lainnya yang memasuki wilayah pertahanan udara suatu negara.



    Oleh karena itu di era modern ini, Sistem Pertahanan Udara merupakan elemen yang sangat penting bagi pertahanan suatu negara. Karena dengan memiliki sistem pertahanan udara yang canggih dan terintegrasi, maka musuh atau negara lain yang ingin mengusik kedaulatan suatu negara akan berpikir 2 kali untuk menyerangnya.

    Sistem (rudal) pertahanan udara tidak hanya terdiri dari peluncur rudal dan rudal itu sendiri, melainkan terdiri dari berbagai unit seperti unit sensor (Radar) dan unit komando yang lokasinya bisa saja tidak berdekatan dengan unit peluncur rudal itu sendiri.


    Satu hal yang harus diingat, bahwa tidak akan pernah efektif membandingkan satu sistem dengan sistem lain tanpa melihat gambaran yang lebih besar.


    Di medan pertempuran modern, tidak ada sistem yang bekerja sendiri. Setiap sistem yang memiliki peran tertentu tetap harus bekerja sinkron dengan sistem lain yang pada akhirnya akan membantu mencapai tujuan. 


    Berikut ini adalah daftar Sistem Rudal Pertahanan Udara terbaik didunia (versi berbagai sumber) :


    1. Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) / Amerika Serikat


    Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) merupakan sistem peluru kendali (rudal) anti-balistik milik militer amerika serikat yang dirancang untuk menembak jatuh rudal jarak dekat, sedang dan menengah dalam fase terminalnya yang menggunakan pendekatan mencegat rudal musuh dengan tembakan langsung (hit-to-kill) atau tanpa hulu ledak.



    Rudalnya tidak membawa hulu ledak, tetapi mengandalkan tumbukan energi kinetik untuk menghancurkan rudal yang datang. Tumbukan energi kinetik meminimalkan risiko ledakan hulu ledak rudal balistik konvensional, dan rudal balistik berkepala nuklir tidak akan meledak pada tumbukan energi kinetik.



    Sistem rudal yang dikembangkan oleh Lockheed Martin pada tahun 2006 ini digunakan oleh Angkatan Darat AS untuk melengkapi rudal Patriot yang terlebih dahulu ada.



    Sistem rudal pertahanan udara THAAD memiliki jangkauan sekitar 150 - 200 km dengan ketinggian mencapai 25 km dan kecepatan hipersonik mach 8,24. Dalam detik-detik pertama setelah diluncurkan, rudal akan berputar-putar secara spektakuler untuk selanjutnya meluncur mencegat target. 



    Peluncur THAAD berdasarkan pada truk mobilitas tinggi Oshkosh M1120 LHS. Setiap kendaraan dapat membawa delapan rudal. Kendaraan ini didukung oleh mesin diesel turbocharged Detroit Diesel 8V92TA yang dapat menghasilkan 450 tenaga kuda. Unit THAAD termasuk radar, pusat kendali dan 4 kendaraan peluncur rudal.

    2. S-400 Triumf / Russia

    S-400 Triumf (Rusia: C-400 «Ð¢Ñ€Ð¸ÑƒÐ¼Ñ„», NATO: SA-21 Growler), sebelumnya dikenal sebagai S-300PMU-3, adalah sistem rudal anti-pesawat generasi baru yang dikembangkan oleh Russia's Almaz Central Design Bureau sebagai upgrade dari keluarga S-300.



    Sistem rudal pertahanan udara S-400 menggunakan empat jenis rudal baru disamping menggunakan rudal dari sistem S-300PMU. Rudal pertama yang dipasang pada sistem ini 48N6DM (48N6E3), ini merupakan varian penyempurnaan dari rudal 48N6M dengan sistem propulsi yang lebih kuat. Rudal itu dapat menghancurkan target udara pada kisaran 250 km. 



    Rudal 40N6 S-400 memiliki jangkauan 400 km dan diklaim menggunakan radar homing aktif untuk mencegat target udara pada jarak yang lebih jauh. Dengan demikian dapat diarahkan terhadap target pesawat seperti AWACS, J-STRARS, EA-6B sport jammers dan target yang berada jauh diketinggian lainnya. S-400 juga dapat meluncurkan rudal darat ke udara menengah 9M96E dan 9M96E2. Rudal dapat menyerang target yang bergerak cepat seperti pesawat tempur dengan probabilitas hit yang tinggi. Rudal 9M96 memiliki jangkauan maksimum hingga 120 km.


    Kontrol tembak dan radar pelacak target S-400 adalah 92N6E.Radar diinstal pada kendaraan MZKT-7930 8x8.Radar 96L6 adalah radar opsional yang dibawa oleh kendaraan yang sama ketika baterai S-400 digunakan secara mandiri. Radar 91N6E dapat mendeteksi dan melacak pesawat,helikopter, rudal jelajah, rudal pesawat dan rudal balistik dalam jarak 600 km dan juga dapat melacak secara sekaligus hingga 300 target.


    Sistem ini dapat melibatkan semua jenis target udara termasuk pesawat tempur, drone, rudal balistik dan jelajah dalam kisaran 400 km pada ketinggian sampai 30 km. Sistem ini dapat melumpuhkan 36 target secara bersamaan. S-400 dua kali lebih efektif dibandingkan sistem pertahanan udara Rusia sebelumnya yaitu S-300 dan dapat digunakan dalam waktu 5 menit.


    3. MIM-104 Patriot / Amerika Serikat


    MIM-104 Patriot adalah sistem rudal pertahanan udara milik Amerika Serikat yang diproduksi oleh kontraktor pertahanan AS yaitu Raytheon. Nama Patriot berasal dari komponen radar sistem senjata yaitu AN/MPQ-53 sebagai jantung sistem ini yang dikenal sebagai “Phased array Tracking Radar to Intercept on Target” yang bila diakronimkan menjadi Patriot.


    Awalnya dirancang sebagai sistem anti-pesawat, namun Rudal Patriot mendapat perhatian dalam Perang Teluk 1991 ketika digunakan sebagai pertahanan terhadap rudal-rudal Irak. Sejak saat itu Rudal Patriot mendapat reputasi sebagai pertahanan terhadap rudal balistik taktis, tetapi tetap mampu melawan ancaman udara seperti pesawat dan rudal jelajah. 


    Versi awal Patriot menggunakan rudal MIM-104A, juga dikenal sebagai versi standar dengan memiliki jangkauan sekitar 100 kilometer. Rudal dilengkapi dengan hulu ledak fragmentasi yang meledak pada hantaman langsung atau dipicu oleh detonator.




    Sistem pertahanan udara Patriot memiliki empat rudal untuk setiap peluncur. Rudal kemudian disimpan dan diluncurkan dari tabung aluminium yang dipasang pada trailer menggunakan casis 8×8. Peluncur ditarik oleh truk Oshkosh M983 8×8 atau truk lainnya. Radar Patriot mampu melacak jet tempur pada jarak 110-130 kilometer, pesawat pembom pada jarak 160-190 kilometer, rudal pada jarak 85-100 kilometer dan hulu ledak rudal di kisaran jarak 60-70 kilometer. Rudal Patriot juga dapat menerima data target dari pos komando pusat atau pesawat pengintai, seperti E-3 Sentry.



    Baterai Rudal Patriot atau unit tembak adalah elemen operasi dasar. Unit tembak sendiri terdiri dari pos komando, radar, 8 hingga 16 peluncur dan kendaraan pendukung. Baterai dapat mencegat hingga 8 target secara bersamaan. Dibutuhkan waktu 30 menit untuk menyiapkan posisi siap tembak. 



    Jika dimodifikasi, baterai Rudal Patriot dapat dipasang hingga 16 peluncur. Peluncur dapat melacak target hingga 1 kilometer dari radar atau kendaraan pos komando. Sementara untuk pertahanan efektif, baterai Rudal Patriot ditempatkan dengan jarak 30-40 kilometer pada jarak masing-masing unit baterai. 



    Umumnya perintah penembakan Rudal Patriot dikeluarkan oleh pos komando batalion. Pos komando baterai Rudal Patriot dapat memberikan perintah tembak tanpa konfirmasi jika menghadapi situasi darurat, misalnya diserang tiba-tiba atau ketika komunikasi dengan pusat komando terhambat atau hilang karena kerusakan.


    4. Aster 30 SAMP/T (Eropa : Perancis, Italia, Thales) 

    Sistem rudal pertahanan udara SAMP / T dikembangkan oleh EUROSAM, sebuah usaha patungan oleh MBDA Perancis, Italia, dan Thales. SAMP / T telah dioperasionalkan oleh Angkatan Darat dan Angkatan Udara Perancis, serta Angkatan Darat Italia pada tahun 2011.



    Rudal ini dirancang untuk mencegat dan menghancurkan berbagai ancaman udara, seperti rudal jelajah anti-kapal supersonik di ketinggian yang sangat rendah (Sea-Skimming) dan terbang cepat, pesawat, dan berbagai rudal. Jangkauan tembak rudal ini hingga 120 km dengan ketinggian hingga 25 km.



    Saat ini ada dua versi keluarga rudal Aster, versi jarak menengah-pendek, Aster 15, dan versi jarak jauh, Aster 30. Badan-badan rudal itu identik; perbedaan jarak dan kecepatan intersep mereka adalah karena Aster 30 menggunakan booster yang jauh lebih besar. Total bobot Aster 15 dan Aster 30 masing-masing adalah 310 kg dan 450 kg.



    Sistem SAMP / T dapat diadaptasi untuk bekerja dengan berbagai radar jarak jauh. Jangkauan deteksi adalah 300 hingga 400 km, ketika menggunakan radar jarak jauh Thales GM400.  Kendaraan peluncur dapat diletakkan hingga 25 km dari kendaraan radar. Sistem ini menggunakan komunikasi Link 16 yang sesuai dengan NATO.


    Sistem SAMP / T terdiri dari empat kendaraan yakni kendaraan radar, peluncur rudal, kendaraan kontrol dan komando serta generator mobile. Selain itu juga dikawal dua truk dengan derek hidrolik dan trailer, yang membawa rudal cadangan.
    Sistem dapat beroperasi dalam mode mandiri, atau dapat diintegrasikan dalam jaringan yang terkoordinasi. Sistem pertahanan udara ini dapat dikoordinasikan oleh komando dan struktur kontrol NATO.
    5. 9K37 Buk / Russia


    Buk (sistem rudal) adalah keluarga sistem rudal self-propelled, permukaan-ke-udara jarak menengah yang dikembangkan oleh Uni Soviet/Federasi Rusia yang dirancang untuk mencegat dan menghancurkan rudal jelajah, bom pintar, pesawat sayap tetap, helikopter, dan kendaraan udara tak berawak (drone/UAV). Sistem rudal Buk adalah penerus dari sistem rudal NIIP/Vympel 2K12 Kub (NATO nama SA-6 "Gainful").

    Sistem Buk pertama kali masuk dalam koleksi persenjataan Uni Soviet pada tahun 1979. Saat ini angkatan bersenjata Rusia memiliki sekitar 360 unit modifikasi Buk-M2, sementara militer Ukraina memiliki sekitar 50 unit Buk-M1-2. Pada Perang Ossetia Selatan antara Georgia dengan Rusia tahun 2008, misil Buk-lah yang menembak jatuh empat pesawat Rusia.




    Sistem peluncur rudal BUK adalah salah satu senjata yang paling efektif dalam sistem persenjataan pertahanan udara (anti-pesawat). Senjata ini berfungsi menghancurkan rudal balistik dan melumpuhkan objek udara di ketinggian hingga 18 kilometer. Buk sendiri dirancang mampu menghancurkan sasaran dengan tepat pada radius hingga 20 kilometer. 



    Sistem Buk beroperasi dengan dasar fire-and-forget (tidak memerlukan panduan lebih lanjut setelah peluncuran). Dengan demikian, misil ini memperoleh informasi dan melacak target sepanjang penerbangan menggunakan sistem panduan radar yang dipasang di hulu ledaknya.




    Sistem Buk dilengkapi dengan radar canggih yang mampu mengunci musuh sehingga tingkat presisi terhadap sasarannya tepat. Bahkan Buk generasi M2, satu tingkat di bawah versi M3 yang paling canggih, diklaim mampu menembakkan 24 target sekaligus dari arah yang berlawanan.


    6. Arrow II & III / Israel



    Arrow atau Hetz adalah keluarga sistem rudal anti-balistik yang dirancang untuk memenuhi persyaratan angkatan bersenjata Israel untuk sistem pertahanan rudal yang akan lebih efektif terhadap rudal balistik daripada rudal darat-ke-udara MIM-104 Patriot buatan amerika serikat.

    Bersama-sama didanai dan diproduksi oleh Israel dan Amerika Serikat, pengembangan sistem dimulai pada tahun 1986 dan telah berlanjut sejak saat itu.


    Sistem Arrow pada awalnya dirancang dan dioptimalkan untuk mencegat rudal balistik jarak pendek dan menengah dengan jarak di atas 200 km (120 mil). Ini tidak dimaksudkan untuk mencegat pesawat militer atau roket artileri, yang kedua relatif kecil dan jaraknya pendek. Berbeda dengan THAAD, RIM-161 Standard Missile 3, dan MIM-104 Patriot PAC-3, yang menggunakan dampak langsung kinetik untuk menghancurkan target ("hit-to-kill"), Arrow 2 bergantung pada peledakan ledakan. Arrow II mampu mencegat sasarannya di atas stratosfer, cukup tinggi sehingga senjata nuklir, kimia, atau biologis tidak tersebar di Israel.




    Setelah konstruksi dan pengujian demonstran teknologi Arrow 1, produksi dan penyebaran dimulai dengan versi rudal Arrow 2. Arrow dianggap sebagai salah satu program pertahanan rudal tercanggih yang ada saat ini. Ini adalah sistem pertahanan rudal operasional pertama yang dirancang dan dibangun khusus untuk mencegat dan menghancurkan rudal balistik. Baterai Arrow pertama dinyatakan beroperasi penuh pada Oktober 2000. Meskipun beberapa komponennya telah diekspor, Komando Pertahanan Udara Israel dalam Angkatan Udara Israel (IAF) Pasukan Pertahanan Israel (IDF) saat ini satu-satunya pengguna sistem Arrow yang lengkap.



    Lebih dari satu dekade lalu, Israel sudah mengoperasikan versi awal sistem ini yaitu Arrow II dan mengklaim sistem itu mencatat keberhasilan menghancurkan sasaran bergerak dalam berbagai uji coba hingga 90 persen. Sistem Arrow terdiri dari peluncur rudal Arrow (6 tabung), Golden Citron (sistem net-centric), Pusat komunikasi, Brown Hazelnut (Pusat peluncuran), Radar AESA peringatan dini Elta EL / M-2080 "Green Pine", pusat kendali radar, unit daya radar dan unit pendingin radar. 

    Radar "Green Pine" adalah radar Active electronically scanned array (AESA) yang beroperasi pada pita L pada kisaran 500 MHz hingga 1.000 MHz, atau 1.000 MHz hingga 2.000 MHz. Ini beroperasi dalam mode pencarian, deteksi, pelacakan, dan panduan rudal secara bersamaan. Ia mampu mendeteksi target pada rentang hingga sekitar 500 km (310 mi) dan mampu melacak lebih dari 30 target dengan kecepatan lebih dari 3.000 m / s (10.000 kaki / s). Radar mendeteksi target dan memandu rudal Arrow hingga jarak 4 m (13 kaki) dari target. 




    Arrow adalah segmen jarak jauh dalam sistem pertahanan udara tiga lapis Israel. Di dalam sistem ini termasuk "Iron Dome" yang digunakan untuk menangkal roket-roket jarak pendek yang biasa digunakan para pejuang Palestina di Jalur Gaza. 



    Sistem rudal David’s Sling untuk roket jarak menengah, Arrow-II melawan Rudal balistik jarak menengah, dan Arrow-III melawan ICBM dan satelit potensial.

    7. Tipe 03 ChÅ«-SAM (SAM-4) / Jepang



    Tipe 03 ChÅ«-SAM atau SAM-4 adalah sistem rudal darat-ke-udara yang dikembangkan Jepang yang saat ini beroperasi dengan Angkatan Darat Pasukan Bela Diri Jepang (JGSDF). Sasis kendaraan SAM didasarkan pada truk derek berat seri Kato Works Ltd / Mitsubishi Heavy Industries NK. 

    Pada 2014, JGSDF mulai mengevaluasi Chu-SAM Kai yang ditingkatkan, yang menggunakan sensor dan fitur jaringan yang ditingkatkan untuk jangkauan yang lebih baik dan menargetkan ancaman dari rudal anti-permukaan yang lebih kompleks. 




    Selama musim panas tahun 2015, 10 rudal Chu-SAM Kai diuji menembak di White Sands Missile Range di Amerika Serikat dan berhasil mencegat berbagai target, termasuk GQM-163 Coyote supersonik target drone; White Sands menjadi tuan rumah peluncuran karena ukuran besar dan wilayah udara terkendali memungkinkan untuk menguji kondisi yang tidak tersedia di Jepang.

    Rudal Chu-SAM Kai juga direncanakan akan dikonversi menjadi rudal jarak jauh dari kapal-ke-udara dengan roket pendorong yang dapat dipisahkan.




    Tipe 03 menggunakan radar active electronically scanned array (AESA) yang canggih.



    Sistem pertahanan udara Chu-SAM didasarkan pada truk 8x8, termasuk pusat komando, unit radar, peluncur, dan transloader, dengan setiap unit peluncur dilengkapi dengan enam rudal yang mampu terbang hingga kecepatan Mach 2.5 (3.087 km/jam). 



    Sistem ini dapat melacak hingga 100 target secara bersamaan dan menargetkan 12 pada saat yang sama, dengan melibatkan jet tempur, helikopter, dan rudal jelajah.

    8. David's Sling / Israel & Amerika Serikat



    David's Sling adalah sistem (rudal) pertahanan udara jarak menengah yang dikembangkan bersama oleh kontraktor pertahanan Israel (Rafael Advanced Defense Systems) dan kontraktor pertahanan Amerika (Raytheon), yang dirancang untuk mencegat pesawat musuh, pesawat tak berawak (UAV/drone), rudal balistik taktis, roket jarak menengah ke jarak jauh dan rudal jelajah, ditembakkan dalam jarak 40 km (24,85 mil) hingga 300 km (186,41 mil). David's Sling dimaksudkan untuk menggantikan MIM-23 Hawk dan MIM-104 Patriot di gudang senjata Israel.


    Israel pertama kali memperoleh sistem David's Sling pada 2017; dan pada Juli 2018 digunakan secara operasional untuk pertama kalinya. Rudal pencegat yang ditembakkan sistem itu diketahui bernama misil Stunner.



    Rudal Stunner dirancang untuk mencegat generasi terbaru dari rudal balistik taktis di ketinggian rendah, seperti Rusia Iskander dan China DF-15 menggunakan pencari dual CCD / IR on-board untuk membedakan antara umpan dan hulu ledak sebenarnya dari rudal itu, selain pelacakan oleh Elta EL / M-2084 Aktif radar multi-mode yang dipindai secara elektronik.


    David's Sling dimaksudkan untuk meningkatkan tingkat kedua dari sistem pertahanan rudal teater Israel. Nama David's Sling berasal dari kisah alkitab tentang David dan Goliath. Ini akan membentuk satu tingkat sistem pertahanan rudal multi-tier masa depan Israel yang dikembangkan Israel, yang juga akan mencakup Arrow 2, Arrow 3, Iron Dome, dan Barak 8 dan Iron Beam mulai dari awal tahun 2020.

    9. NASAMS 2 / Norwegia & Amerika Serikat



    NASAMS (Norwegian Advanced Surface-to-Air Missile System) merupakan sistem pertahanan udara jarak menengah yang berguna untuk menangkis ancaman udara jarak medium seperti pesawat terbangUAV/drone, dan peluru kendali (rudal). Peluru kendalinya sendiri bernama SLAMRAAM (Surfaced Launched AMRAAM).



    Sistem rudal ini diproduksi oleh kontraktor Kongsberg Defence & Aerospace (Norwegia) bersama dengan Raytheon (Amerika Serikat). Kontrak produksi pertama NASAMS dilakukan tahun 1994 oleh Angkatan Udara Norwegia yang mulai dioperasikan tahun 1995 bersama Bofors L70 dan RBS 70 MANPADS. Versi terbarunya NASAMS 2 sudah beroperasi sejak tahun 2007.



    Sistem penembakan NASAMS terdiri dari satu peleton berjumlah 22 prajurit, dilengkapi: pusat kendali penembakan, radar tiga dimensi, serta tiga peluncur rudal mobil. 



    NASAMS merupakan kombinasi dari Radar 3D AN/TPQ-36A atau AN/MPQ-64 dengan rudal AIM-120 AMRAAM. Rudal AMRAAM menggunakan active radar homing artinya panduan radar eksternal tidak lagi diperlukan ketika target yang datang, karena telah terpindai penjejak internal rudal AMRAAM. Sistem ini memberi kesempatan bagi radar untuk terus menerus memindai udara sambil berbagi beban dengan penjejak internal rudal dalam menghadapi berbagai ancaman.



    NASAMS lebih berfungsi sebagai pelapis sistem pertahanan yang luas karena mudah diintegrasikan lewat radio data link. NASAMS yang mobile untuk meng-cover wilayah lembah yang tidak terjangkau dengan baik oleh radar utama. NASAMS menghadirkan gambar udara real-time yang dapat dibagikan dengan sistem lainnya.


    *Kelebihan lain dari NASAMS, rudal ini dapat diluncurkan meski radarnya telah dihancurkan musuh karena NASAMS juga menggunakan sumber data eksternal untuk mengunci atau melacak posisi target.

    *Kelemahan sistem NASAMS adalah jangkauannya hanya 25 km, lebih rendah dari Aster 30 yang mencapai jarak 100 km, bahkan lebih rendah dari SA-11 yang berdaya jangkau 35 km.

    10. HQ-9 / China




    Hong Qi 9 atau lebih dikenal dengan sebutan HQ-9 adalah sistem rudal pertahanan udara generasi baru jarak menengah dan jauh buatan China. HQ-9 dikembangkan dengan bantuan dan transfer teknologi dari Rusia, sehingga HQ-9 disebut setara dengan sistem pertahanan udara Rusia S-300. HQ-9 mulai memperkuat Angkatan Bersenjata China pada tahun 1997. HQ-9 dapat menghancurkan pesawat tempur, helikopter, drone/UAV, rudal jelajah, rudal udara ke darat, bom dengan panduan, dan rudal balistik.

    Serupa dengan S-300V milik Rusia, HQ-9 adalah rudal dua tahap. Tahap pertama memiliki diameter 700 mm dan tahap 2 560 mm, dengan massa total hampir 2 ton dan panjang 6.8 meter. Rudal ini dipersenjatai dengan hulu ledak 180 kg, memiliki kecepatan maksimum Mach 4.2  (5.186 km/jam) dan memiliki jangkauan maksimum hingga 200 km.




    Sistem pertahanan udara HQ-9/FD-2000 (HQ-9 versi ekpor) menggabungkan sistem guidance Rusia dan teknologi seeker Amerika Serikat. Amerika menduga teknologi seeker diperoleh China dari Israel, meski pun Israel membantahnya.


    Sistem pertahanan udara HQ-9 menggunakan sistem panduan yang mirip dengan yang dikembangkan oleh rudal patriot AS. 



    Terdiri dari radar pencari tipe 305B, radar pencari AESA tipe 305A untuk mencari pesawat siluman, seperti F-22 dan F-35, radar pencari tipe 120 untuk target ketinggian rendah, dan sensor pasif YLC-20/DWL002 untuk mencium kehadiran target yang tersembunyi, seperti pesawat pembom siluman B-2. Satu baterai HQ-9 mempunyai 32 rudal siap tembak.





    HQ-9 menggunakan rudal dua tingkat dengan thrust vector control. Rudal dapat menjangkau 125 km untuk menghancurkan pesawat tempur lawan dan 15-25 km untuk menghadang rudal jelajah atau balistik. 



    Rudal HQ-9 dapat mencapai pesawat tempur hingga ketinggian 27 km dan menghadang rudal jelajah atau Balistik pada ketinggian 15-25 km. Rudal dipandu inersia dengan up-date mid-course dan terminal active radar homing.




    *Sumber Data : - id.Wikipedia.org
                              - jejaktapak.com
                              - artileri.org
                              - dll.