Saturday, February 18, 2023

M982 Excalibur - (Peluru Artileri Berpemandu GPS)

 


M982 Excalibur semakin menunjukan kehebatannya di medan pertempuran antara ukraina dan russia, banyak video/berita yang menunjukan betapa akurat dan presisinya amunisi artileri ini. Banyak pos komando, kendaraan-kendaraan/peralatan militer russia yang hancur terkena hantaman excalibur.

The New York Times melaporkan, pada pertengahan Juli 2022 Amerika telah mengirimkan 1.000 butir amunisi howitzer 155 mm ke Ukraina. Gedung Putih menyebut amunisi ini lebih mampu dan lebih akurat dibanding amunisi biasa. Dan amunisi yang dimaksud adalah M982 Excalibur. Menurut Forbes, Amerika Serikat juga telah mengirim setidaknya 126 howitzer M-777 ke Angkatan Darat Ukraina. Howitzer 155 mm inilah yang digunakan untuk mengirim proyektil presisi Excalibur. 

Apa sebenarnya Excalibur ini ? mari kita bahas...


                                 Gambar : Amunisi di pandu GPS M982 Excalibur

M982 Excalibur merupakan amunisi artileri jarak jauh berpemandu GPS (Global Positioning System) yang dirancang untuk menyerang target dengan akurasi tinggi. Amunisi artileri M982 Excalibur menjadi penerus amunisi artileri di pandu laser M712 Copperhead. 

                               Gambar : Amunisi di pandu laser M712 Copperhead

Pengembanganya dimulai pada tahun 1992 oleh  Raytheon Missile Systems dan BAE Systems AB. Selama Pengembangan dan Uji coba amunisi ini dikenal dengan nama XM982. Uji penembakan pertama amunisi ini dari Meriam Howitzer M777 berlangsung pada tahun 2003 dan produksi awal tingkat rendah sebanyak 500 peluru disetujui pada tahun 2005. Kemudian uji coba operasional amunisi ini selesai pada tahun 2007.


                        Gambar : Howitzer M-777 menembakan Amunisi Excalibur

Amunisi Artileri M982 Excalibur pertama kali digunakan operasional di irak pada tahun 2007 dan performa tembakannya terbukti sangat mengesankan dan akurat dengan CEP (circular error probability) hanya 5 meter dari target. Pengalaman operasional di irak juga menunjukkan 92% amunisi yang di tembakkan ini jatuh hanya 4 meter dari target. 


                                          Gambar : Konfigurasi M982 Excalibur

Pada tahun 2015 Amerika Serikat berencana untuk membeli 7.474 peluru Excalibur dengan biaya total program US$1.9341 miliar dengan harga amunisi rata-rata US$258.777 per unitnya (Jika di kurs kan ke rupiah saat ini (15.000) maka harganya 3,9 Miliar per unitnya). 

Excalibur diakui harganya memang sangat mahal terlebih untuk ukuran amunisi artileri. Bahkan harganya lebih mahal daripada meriam Howitzer M777 yang menembakkanya. Kemudian pada tahun 2016, biayanya semakin berkurang menjadi sekitar US$100.000 per unitnya (1,4 Miliar) masih cukup mahal juga sih. 


                                        Gambar : Spesifikasi M982 Excalibur

M982 Excalibur menggunakan berbagai jenis amunisi bergantung pada variannya. Spesifikasi dasar Excalibur :

 -Berat : 48 Kg 

 -Hulu Ledak (High Explosive) : 22 Kg

 -Jangkauan : 40 Km (40.000 meter)

Jarak Excalibur meningkat daripada versi awal yang hanya memiliki jarak serang maksimal 23 Km (23.000 meter). 

                                        Gambar : Cara Kerja M982 Excalibur

Selain panduan GPS (Global Positioning System) Excalibur juga memiliki panduan inersia yang tidak hanya memungkinkan proyektil untuk mempertahankan busur balistiknya, tetapi juga memungkinkan beberapa kemampuan panduan ketika GPS tidak dapat digunakan di medan pertempuran meskipun tingkat akurasinya akan lebih rendah.

                                   Gambar : M982 Excalibur ketika di tembakkan

Kelebihan Excalibur daripada amunisi biasa ialah ketika satu peluru Excalibur dapat mengenai target yang biasanya membutuhkan 10 - 50 peluru artileri terarah.

Hingga Oktober 2018, lebih dari 1.400 peluru excalibur telah ditembakkan dalam berbagai pertempuran. Mari kita bayangkan jika satu unit amunisi Excalibur seharga 1,4 miliar, maka dalam satu tahun amerika serikat menghabiskan 2 triliun rupiah hanya untuk menembakkan (1.400 peluru) amunisi ini.

               Gambar : M982 Excalibur di tembakkan dari (SPH) M109A6 Paladin

Selain Amerika Serikat amunisi ini juga digunakan oleh Swedia, Australia, Kanada, India dan Belanda (Norwegia juga menyatakan minatnya pada amunisi ini).

Senjata yang kompatibel dengan M982 Excalibur yaitu :

 -Artileri Swa-Gerak (SPH) AS-90 (Inggris), 

 -Artileri Swa-Gerak (SPH) Archer Artillery System (Swedia), 

 -Howitzer G6  (Afrika Selatan), 

 -Howitzer M198 (Amerika Serikat), 

 -Howitzer M-777 Lightweight (Amerika Serikat),

 -Artileri Swa-Gerak (SPH) Type 99 (Jepang),

 -Artileri Swa-Gerak (SPH) Caesar (Perancis), 

 -Artileri Swa-Gerak (SPH) M109A6 Paladin (Amerika Serikat)

 -Artileri Swa-Gerak (SPH) K9 Thunder (Korea Selatan) dan 

 -Artileri Swa-Gerak (SPH) Panzerhaubitze 2000 (Jerman). 

dan sistem 155 mm lainnya juga bisa menggunakan Excalibur ini.

            Gambar : M982 Excalibur di tembakkan dari (SPH) Panzerhaubitze 2000

           Gambar : M982 Excalibur di tembakkan dari (SPH) Archer Artillery System

                      Gambar : M982 Excalibur di tembakkan dari (SPH) CAESAR



*Note : 

-SPH (self propelled howitzer) = K
endaraan artileri yang memiliki  
                                                      mobilitas tinggi.
-CEP (
circular error probability) = Ukuran tingkat akurasi sebuah 
                                                          sistem senjata.
-GPS (global positioning system) = Sistem untuk menentukan letak 
                                                          di permukaan bumi dengan
                                                          bantuan penyelarasan sinyal     
                                                                      satelit.
-Inersia = Navigasi yang menggunakan sensor komputer, gerak 
                 (accelerometers) dan sensor rotasi (giroskop).
-Howitzer = Salah satu bentuk Artileri Medan (meriam).



*Sumber data : -Jejaktapak.com (youtube channel)

                           -id.wikipedia.org

                           -dll..

Sunday, February 5, 2023

HIMARS M142 (High Mobility Artillery Rocket System)


Dikembangkan selama tahun 1990-an dan memasuki dinas militer pada tahun 2010, HIMARS (High Mobility Artillery Rocket System) atau biasa disebut Sistem Artileri Roket Mobilitas Tinggi merupakan peluncur roket ringan buatan uncle sam (Amerika Serikat) yang dipasang pada kerangka truk Medium Army Tactical Vehicle (MTV) standar.

Walaupun agak telat membahas sistem artileri roket yang satu ini ketika menjadi game changer (pengubah permainan) di perang ukraina dan russia beberapa waktu lalu, yang sampai saat ini perang tersebut masih belum jelas menunjukan tanda-tanda perdamaian.

Sistem artileri roket ini berhasil membuat pasukan russia mengalami banyak sekali kerugian di medan pertempuran, akurasi yang tinggi pada HIMARS yang membuat pasukan russia kewalahan. 

Tak hanya menembak sasaran strategis, beberapa petinggi militer russia juga diklaim jadi korban keganasan HIMARS ini. Laporan dari pihak ukraina mengindikasikan bahwa pertahanan udara russia tidak terbukti efektif melawan HIMARS yang dipasok amerika untuk ukraina. 

                                              Gambar : M142 HIMARS di ukraina

HIMARS yang di pasok amerika ini kabarnya hanya bisa menembakkan roket hingga jarak 80 km, dan dari beberapa sumber menyebutkan amerika sudah memodifikasi HIMARS yang di kirim ini agar tidak bisa menembakan roket/rudal 
ATACMS (Army Tactical Missile System) yang bisa menjangkau hingga 300 km.

Oke mari kita bahas tentang HIMARS ini....

HIMARS atau dikenal juga dengan nama sistem peluncur roket multilaras (MLRS) ini terdiri dari dua tipe yakni model rantai beroda M270 dan M142 HIMARS (Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi) tipe larangan beroda. Keduanya dirancang untuk mendukung operasi ekspedisi masuk awal dengan melepaskan tembakan destruktif, supresif, dan kontra baterai bervolume tinggi.

M270A1 IAC berdasarkan pada sasis kendaraan roda rantai M993 yang merupakan turunan dari sasis M2 Bradley IFV (Infantry Fighting Vehicle)Sedangkan tipe M142 berbasis pada sasis truk M1140A1 6X6 yang bobotnya dua kali lebih ringan dari M270 dengan berat 16.240 kg dan dapat dengan mudah diangkut oleh pesawat C-130 Hercules.

                                                           Gambar : M270 MLRS

M270A1 IAC dilengkapi dengan masing-masing dua pod enam tabung peluncur (total 12). Sedangkan M142 HIMARS memiliki satu pod tunggal dengan enam tabung peluncur.

                                                 Gambar : HIMARS M142 MLRS

Sasis HIMARS diproduksi oleh BAE Systems Mobility & Protection Systems (dahulu Armor Holdings Aerospace and Defense Group Tactical Vehicle Systems Division), OEM dari FMTV. Sedangkan sistem peluncuran roket diproduksi oleh Lockheed Martin Missiles & Fire Control.

                   Gambar : Berbagai jenis roket dan rudal dengan beragam hulu ledak 

Kedua kendaraan tersebut dapat menembakkan berbagai jenis roket juga rudal dengan beragam hulu ledak, sesuai target yang akan disasarnya. 

Jenis - jenis roket/rudal tersebut seperti :

-M26/M26A2Er Dual Purpose Improved Conventional Munitions (DPICM), 

-M30 GMLRS DPICM, 

-M31/M31A1/M31A2 GMLRS Unitary (GMLRS-U),

-M30A1/M30A2 GMLRS Alternative Warhead (GMLRS AW).

Lalu roket XM404 /XM403 ER GMLRS RS Unitary, dan M28A1/M28A2 Low Cost Reduced Range Practice Rocket (LCRRPR)

                              Gambar : M142 HIMARS sedang menembakkan roket

Keduanya pun dapat menembakkan ATACMS 
(Army Tactical Missile System) termasuk jenis MGM-140A Block 1 dengan jangkauan 80-130 km. Lalu MGM-140B berjangkauan 165 km, M48 Quick Reaction Unitary dengan jangkauan 70-300 km, serta M57 ATACMS 2000 Unitary (T2K) berjangkauan 70-300 km.

          Gambar : M142 HIMARS dengan ATACMS (Army Tactical Missile System)

Rudal-rudal tersebut memiliki kemampuan navigasi dan bimbingan yang ditingkatkan, penerima GPS all-in-view, sistem kontrol aktuator (CAS) dan unit kontrol elektronik (EUC) yang ditingkatkan, serta sekering yang lebih andal dan dapat diulang.

Rudal pamungkas masa depan untuk M270A1 IAC dan M142 HIMARS lainnya yakni next-generation Precision Strike Missile (PrSM) rudal permukaan ke permukaan segala cuaca yang dapat menyerang berbagai macam target kisaran 70 hingga 500 km, dimana rudal ini masih dalam tahap pengembangan dan belum operasional.

                           Gambar : Next-Generation Precision Strike Missile (PrSM)

Truk MTV HIMARS M1140A1 6X6  dapat melaju dengan kecepatan 85 km/jam dengan jarak tempuh hingga 480 Km. Dengan dukungan 3 awak (gunner, driver, dan komandan peluncuran), bobot penuh satu unit HIMARS bisa mencapai 11 ton.

                Gambar : M142 dengan mudah diangkut oleh pesawat C-130 Hercules

-Kesimpulannya :

Salah satu kelebihan M142 HIMARS yang paling menonjol dari M270 adalah mobilitasnya yang tinggi ketika di medan pertempuran yaitu setelah selesai menembakan roketnya dia dapat dengan cepat berpindah posisi dari lokasi satu ke lokasi lainnya agar tidak di ketahui posisinya oleh musuh. Ketika mengisi ulang roket ke kendaraan peluncurnya pun sangat cepat hanya membutuhkan waktu beberapa menit di tangan kru yang terlatih, dimana stok roketnya bisa ditaruh di sembarang tempat/jalur yang sudah ditetapkan agar musuh tidak mengetahui lokasi penyimpanan roket HIMARS ini.

            Gambar : M142 sedang melakukan isi ulang roket ke kendaraan peluncur
    

Gambar : Dalam kendaraan M142 HIMARS

HIMARS in Action



*Sumber data : -id.wikipedia.org

                         -https://indonesiadefense.com

Sunday, April 3, 2022

Rudal Balistik 9K720 Iskander (Искандер)

 

Sejak invasi russia ke ukraina yang dimulai pada tanggal 24 februari 2022 (russia menyebutnya operasi militer khusus), banyak sekali berbagai jenis alutsista russia yang dikerahkan dalam invasi tersebut salah satunya rudal balistik 9K720 Iskander. Betapa ganas dan akuratnya rudal balistik ini ketika digunakan dalam invasi ini dalam menyerang sasaran di ibu kota kyiv ukraina. Laporan menyebutkan russia terlihat menggunakan rudal balistik ini untuk menghantam stasiun kereta pusat dan stasiun tv atau radio di kyiv ukraina.  

Dalam sejarahnya rudal balistik iskander ini sudah lama digunakan dalam berbagai konflik di dunia seperti, perang Russia-Georgia 2008, perang saudara di Suriah, dan nagorno-karabakh 2020 (Armenia-Azerbaijan).

                                                       Gambar : Rudal Balistik Iskander-M

Rudal Balistik 9K720 Iskander atau biasa di sebut NATO SS-26 Stone merupakan sebuah sistem rudal balistik jarak pendek bergerak (mobile) yang diproduksi dan digunakan oleh Federasi Rusia. 

Iskander pertama kali diluncurkan pada tahun 1996. Pada saat diperkenalkan, Iskander dianggap sebagai rudal paling canggih dari jenisnya. Sistem rudal Iskander-M secara resmi diadopsi Angkatan Darat Rusia pada tahun 2006.

Sistem rudal balistik Iskander merupakan penerus/pewaris kompleks peluncur rudal balistik teater Oka (OTR-23) NATO menyebutnya SS-23 Spider, yang dihancurkan pada 1989 berdasarkan perjanjian Soviet-AS mengenai likuidasi roket jarak pendek dan menengah atau Intermediate-Range Nuclear Forces (INF). 

                                                         Gambar : Oka SS-23 Spider

Sistem rudal Oka OTR-23 dioperasikan oleh tiga orang personil, dan untuk hulu ledak roket ini berisi fragmen ledak, sejumlah peledak kecil lain dan bahan ledak khusus (nuklir). Bahkan kabarnya tidak ada cara untuk bisa menghentikan roket ini.

Berdasarkan perjanjian INF tersebut, terdapat 239 rudal, 106 kompleks peluncur roket, seluruh peralatan pembuatan roket dan dokumentasi pembuatan roket yang semuanya dimusnahkan.


Setelah melewati masa yang panjang, russia kemudian merancang sistem rudal penerus Oka (OTR-23) yang sekarang kita sebut Iskander-M. Kompleks peluncur rudal balistik ini mewarisi hampir semua kelebihan unik dari leluhurnya tersebut.

Iskander memiliki beberapa hulu ledak konvensional yang berbeda, termasuk cluster, ledakan bahan bakar udara, bunker-busting dan elektro-magnetik (EMP). Rudal ini juga dapat membawa hulu ledak nuklir meskipun fakta bahwa ini akan melanggar perjanjian INF.

Hal yang membedakan Iskander dan Oka yaitu penampakan dari luarnya. Kompleks peluncur Oka dipasang pada kendaraan lapis baja beroda empat, sedangkan kompleks peluncur Iskander dipasang pada kendaraan biasa. 

Kendaraan darat yang digunakan Iskander tidak bisa berenang seperti kendaraan lapis baja milik Oka dan platform di kedua kompleks peluncur tersebut sama persis.

Kendaraan Transport-Erector-Launcher (TEL) Iskander menggunakan MZKT-7930 Astrolog 8×8 chassis mobilitas tinggi dengan kemampuan lintas negara yang baik.

TEL Iskander juga didukung oleh kendaraan reload, berdasarkan pada chassis 8×8 yang sama, yang membawa dua rudal reload.

Sistem rudal juga termasuk kendaraan komando, kendaraan penyiapan informasi, kendaraan pemeliharaan dan perbaikan dan kendaraan pendukung kehidupan. Semua kendaraan ini didasarkan pada truk KamAZ 6×6.


Berbeda dengan Oka (OTR-23) yang hanya mampu mengangkut satu roket, Iskander mampu membawa dua roket yang dapat ditujukan pada dua sasaran yang berdeda. 

Kedua roket tersebut dapat terbang saling menyusul dalam rentang waktu beberapa detik ketika rudal pertama diluncurkan. 

Kemampuan yang dimiliki Iskander ini bisa diperoleh berkat adanya sistem komputer terintegrasi dengan spesifikasi tinggi dalam kompleks persenjataan tersebut, termasuk juga pada sistem roket “fire and forget”.


Iskander dirancang untuk mengatasi sistem pertahanan udara. Rudal ini terbang dengan kecepatan supersonik (Mach 5,9). 

Rudal Iskander telah memiliki sejumlah varian dan dengan kemampuan yang berbeda-beda, Angkatan darat Russia sendiri mengoperasikan dua versi yakni Iskander-M dan Iskander-K. Selain itu juga ada varian yang lainnya seperti Iskander-E versi ekspor, Tiruan Hyunmoo 2 Korea selatan dan tiruan China M-20.

Iskander-M

Iskander-M yang digunakan oleh Angkatan Darat Russia memiliki jangkauan 500 km dan memiliki kemampuan nuklir. Rudal balistik ini dilengkapi dengan panduan inersia dan optik. Kemungkinan besar juga dipandu sistem navigasi satelit GLONASS Rusia. Pencari optical menyediakan kemampuan self-homing. Iskander-M diklaim memiliki CEP hanya 2-7 m.

                                                                Gambar : Iskander-M

Iskander-K

Iskander-K yang digunakan Rusia juga dapat meluncurkan rudal jelajah R-500 dengan cara yang sama seperti rudal balistik. Ketika peluncur diisi dengan rudal jelajah R-500 inilah maka sistem ini disebut Iskander-K. Rudal jelajah ini dilaporkan memiliki jangkauan 1.500 km.

                                                        Gambar : Iskander-K

Iskander-E (Ekspor)

Iskander-E yang merupakan versi ekspor yang diturunkan dan dirancang khusus untuk memenuhi pembatasan Missile Technology Control Regime (MTCR). Rudal memiliki tangki bahan bakar yang lebih kecil dan jangkauan maksimum 280 km.

Rudal ini dilengkapi dengan sistem panduan inersia yang disederhanakan. Ini tidak seakurat versi Tentara Rusia, dan memiliki CEP 30-70 m. Untuk mengimbangi keakuratan yang relatif rendah ini, misil dapat membawa hulu ledak dengan amunisi cluster.

                                                         Iskander-M

                                                        Iskander-K


*Sumber Data :    -Jejaktapak.com
                             -Wikipedia.org
                             -Youtube.com
                             -Dll..


Monday, August 23, 2021

Apa itu Kemampuan Siluman (Stealth) ? Dalam Dunia Militer

 

Terkadang masih banyak sekali masyarakat umum di luar sana yang belum mengerti mendeskripsikan arti kata siluman (stealth) dalam dunia militer adalah seolah-olah seperti ilmu sihir 100% menghilang atau tidak terlihat oleh radar sama sekali atau tak kasat mata/tembus pandang. Yap, betul sekali presepsi ini salah. 

Siluman (stealth) merupakan suatu hasil dari kemajuan teknologi di bidang persenjataan militer saat ini. Banyak sekali negara di dunia ini menghabiskan banyak sekali uang untuk mengembangkan dan memperoleh teknologi siluman untuk persenjataan nya.

Pada kesempatan kali ini kita akan bahas apa itu teknologi siluman dan bagaimana sih konsep atau cara kerjanya?. Kita ambil salah satu contoh kemampuan teknologi siluman pada pesawat tempur. 

Pertama-tama untuk mengetahui teknologi siluman bekerja, kita harus mengerti dan tahu terlebih dahulu prinsip kerja dasar dari Radar (Radio Detection and Ranging).

 


Sebuah radar akan memancarkan gelombang elektromagnetik, dan akan memantul ketika menabrak sebuah objek. Sinyal radar yang kembali ini akan diproses untuk menentukan posisi, ukuran dan arah sasaran pada objek tersebut.

Masih belum paham? ini penjelasannya.

Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dan dipantulkan dari suatu benda tertentu akan ditangkap oleh radar. Dengan menganalisis sinyal yang dipantulkan tersebut, pemantul sinyal dapat ditentukan lokasinya dan melalui analisis lebih lanjut dari sinyal yang dipantulkan dapat juga ditentukan jenisnya. 

Meskipun sinyal yang diterima relatif lemah/kecil, tetapi radio sinyal tersebut dapat dideteksi dan diperkuat oleh penerima radar.

Selanjutnya yang harus kita pahami adalah konsep RCS (Radar Cross Section) yang sangat berperan disini. Nah apalagi ini?

RCS (Radar Cross Section) adalah ukuran seberapa besar sebuah objek muncul di layar radar atau dalam defenisi lain merupakan kemampuan dari suatu objek dalam memantulkan kembali sinyal radar kembali kepada sumber pemancarnya.

Pada pesawat tempur angka RCS ini menunjukan seberapa besar pesawat tempur tesebut dapat terdeteksi oleh radar lawan ketika sedang melakukan penetrasi ke wilayah musuh, baik melaksanakan suatu misi atau melakukan manuver tertentu.


Semakin kecil nilai RCSnya, maka akan semakin bagus bagi pesawat tempur tersebut. Dengan kecilnya nilai RCS, maka suatu pesawat akan mendekati kemampuan siluman (stealth) maka petugas monitor radar di ground (darat) atau pilot yang memantau layar monitor di udara, hanya akan melihat identitas pesawat lawan seperti gerombolan burung dengan ukuran pixel yang amat kecil di layar. 
Meski pada kenyataanya tidak ada pesawat yang 100% tidak terdeteksi oleh radar.

Nah, selanjutnya kita akan memahami prinsip teknologi siluman (stealth) itu sendiri.

Prinsip teknologi siluman itu sendiri sebenarnya bisa kita contohkan pada hal sederhana dalam kehidupan sehari hari. Contohnya burung gereja siapa yang tidak tahu binatang ini.

Ketika anda melihat burung terbang dengan jarak sekitar 8-10 meter dari posisi kita, tentu kita tidak akan kesulitan melihat/melacak gerakannya menggunakan mata kita.

Sekarang kita bandingkan dengan binatang lain contohnya lalat, ketika kita melihat lalat dari jarak seperti burung gereja tadi tentu secara penglihatan/visual kita tidak akan mungkin melihatnya. Kenapa? karena mata manusia tidak mungkin dapat melihat benda kecil sebaik ketika dia melihat benda yang besar.

Ketika kita bisa melihat lalat pada jarak 1 Meter dari posisi kita tentu kita dapat melihatnya secara visual. Tetapi tetap kita akan kesulitan melacak dan mendapatkan kunci visual pada lalat itu karena berukuran sangat kecil. 

Untuk membunuh lalat itu akan sangat sulit karena ukurannya yang sangat kecil. Jadi kita akan menggunakan telinga kita untuk mendeteksi suara mendengung yang dibuat oleh lalat tersebut untuk menentukan perkiraan lokasi dan kemudian visual isyarat di dalamnya.

Tetapi kemungkinan lalat akan menghilang pada saat kita mendeteksi lokasi yang tepat. Dari konsep inilah teknologi siluman (stealth) bekerja.

Sekarang masukkan konsep sederhana itu tadi ke teknologi pesawat. Burung pada jarak 10 meter dapat dibandingkan dengan pesawat konvensional yang muncul sebagai titik besar pada layar radar. Sementara lalat adalah pesawat siluman yang sulit dideteksi apalagi ditargetkan untuk dibunuh.

Dalam perkembangannya, pesawat-pesawat tempur yang didesain sebagai pesawat tempur low observable ini (memiliki RCS rendah) memiliki banyak karakteristik yang bertolak belakang dengan prinsip desain secara aerodinamika.

Mereka dengan teknologi siluman (stealth) bukannya tidak terlihat, tapi sangat sulit untuk dideteksi dan umumnya terdeteksi pada jarak 10-20 km dengan radar ultra-modern.

Bisa kita bayangkan untuk pesawat konvensional mereka bisa terdeteksi di radar pada jarak 150-300 km. Hal ini memungkinkan mereka untuk mempertahankan unsur kejutan yang sangat menentukan dalam konflik.

Jarak 20 km bagi sebuah pesawat tempur adalah sangat pendek dan singkat. Tidak ada yang akan siap secepat itu untuk melakukan penanggulangan.

Teknologi siluman bekerja pada prinsip menghilangkan refleksi radar. Hal ini dapat dilakukan dengan baik dengan dua cara :

  • Absorbing radio waves (RAM coatings) atau menyerap gelombang radar
Radar Absorbent Material (RAM) memerlukan bahan pelapis radar yang dapat menyerap gelombang elektromagnetik pada objek. Bahan khusus ini dirancang dari bahan dielektrik, komposit yang menyerap gelombang radio yang menimpa mereka.

Dengan lapisan ini gelombang radio yang menerpa cat akan diserap melalui beberapa diffusions. Penyerapan ini disebabkan oleh konversi energi radar menjadi panas yang hilang dari permukaan pesawat.


  • Deflecting radio waves (Shaping of the surfaces) atau membelokkan gelombang  radar
Untuk bisa melakukan ini maka pesawat dirancang sedemikian rupa sehingga gelombang tadi bukannya dipantulkan kembali ke arah yang sama saat dia datang tetapi dibelokkan dan tersebar ke arah yang berbeda.

Ingat rumus gelombang yang menyebutkan sudut datang sama dengan sudut pantul?. Hukum ini lah yang dilabrak untuk menghindari deteksi radar. Gelombang yang datang dipantulkan ke arah yang jauh dari arah radar yang memancarkan gelombang tersebut.

Salah satu hal yang harus diingat, bahwa radar bekerja dari gelombang yang dipantulkan objek yang dia deteksi.

Permukaan miring ekstrem pada pesawat seperti F-117 Nighthawk dan kapal perang siluman seperti USS Zumwalt. Mereka memiliki permukaan miring yang dikombinasikan dengan permukaan melengkung yang terlihat pada pesawat seperti B-2 spirirt, F-22 Raptor, F-35 Lightning II dan pesawat lain. Hal ini membantu untuk mencapai observability rendah tingkat tinggi.


Begitu juga konsep yang sama pada kapal perang dengan teknologi siluman (stealth). 

Kapal siluman sebenarnya sangat terlihat di radar. Tetapi perbedaannya adalah bahwa jika dalam kondisi normal kapal perang dengan bobot 5.000 ton  akan memiliki RCS 1000 m² akan terdeteksi pada pada 100 km.

Bandingkan dengan desain kapal perang siluman dengan bobot yang sama memiliki 200 RCS m² dan akan terdeteksi pada jarak yang sama, tetapi akan muncul dengan blip jauh lebih kecil di radar.

Mereka akan mirip dengan kapal 1000 ton yang membingungkan musuh dalam kekacauan radar yang mendeteksi ratusan kapal di layar.

Sebuah kapal 1.000 ton 100 RCS m² dengan fitur siluman bisa muncul seperti sebuah kapal dagang seberat 250 ton di radar dan musuh tidak akan tahu perbedaan antara kapal perang tersebut dan kapal dagang kecil. Kapal siluman dibangun terutama untuk terlihat lebih kecil dan berbaur dengan kapal dan perahu lain.

Dari semua penjelasan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa teknologi siluman bukan berarti membuat sebuah pesawat tak terlihat dari radar tetapi sebatas melakukan penundaan deteksi pesawat, sehingga musuh akhirnya terlambat untuk bereaksi.

Jadi sebenarnya istilah yang paling tepat untuk pesawat/kapal siluman adalah pesawat/kapal ‘low-observable’ atau sulit diamati.



*Sumber data : -id.wikipedia.org
                         -jejaktapak.com
                         -journals.itb.ac.id
                         -indomiliter.com
                         -garuda.ristekdikti.go.id