Dikembangkan selama tahun 1990-an dan memasuki dinas militer pada tahun 2010, HIMARS (High Mobility Artillery Rocket System) atau biasa disebut Sistem Artileri Roket Mobilitas Tinggi merupakan peluncur roket ringan buatan uncle sam (Amerika Serikat) yang dipasang pada kerangka truk Medium Army Tactical Vehicle (MTV) standar.
Walaupun agak telat membahas sistem artileri roket yang satu ini ketika menjadi game changer (pengubah permainan) di perang ukraina dan russia beberapa waktu lalu, yang sampai saat ini perang tersebut masih belum jelas menunjukan tanda-tanda perdamaian.
Sistem artileri roket ini berhasil membuat pasukan russia mengalami banyak sekali kerugian di medan pertempuran, akurasi yang tinggi pada HIMARS yang membuat pasukan russia kewalahan.
Tak hanya menembak sasaran strategis, beberapa petinggi militer russia juga diklaim jadi korban keganasan HIMARS ini. Laporan dari pihak ukraina mengindikasikan bahwa pertahanan udara russia tidak terbukti efektif melawan HIMARS yang dipasok amerika untuk ukraina.
Gambar : M142 HIMARS di ukraina
HIMARS yang di pasok amerika ini kabarnya hanya bisa menembakkan roket hingga jarak 80 km, dan dari beberapa sumber menyebutkan amerika sudah memodifikasi HIMARS yang di kirim ini agar tidak bisa menembakan roket/rudal ATACMS (Army Tactical Missile System) yang bisa menjangkau hingga 300 km.Oke mari kita bahas tentang HIMARS ini....
HIMARS atau dikenal juga dengan nama sistem peluncur roket multilaras (MLRS) ini terdiri dari dua tipe yakni model rantai beroda M270 dan M142 HIMARS (Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi) tipe larangan beroda. Keduanya dirancang untuk mendukung operasi ekspedisi masuk awal dengan melepaskan tembakan destruktif, supresif, dan kontra baterai bervolume tinggi.
M270A1 IAC berdasarkan pada sasis kendaraan roda rantai M993 yang merupakan turunan dari sasis M2 Bradley IFV (Infantry Fighting Vehicle). Sedangkan tipe M142 berbasis pada sasis truk M1140A1 6X6 yang bobotnya dua kali lebih ringan dari M270 dengan berat 16.240 kg dan dapat dengan mudah diangkut oleh pesawat C-130 Hercules.
Gambar : M270 MLRSM270A1 IAC dilengkapi dengan masing-masing dua pod enam tabung peluncur (total 12). Sedangkan M142 HIMARS memiliki satu pod tunggal dengan enam tabung peluncur.
Gambar : HIMARS M142 MLRS
Sasis HIMARS diproduksi oleh BAE Systems Mobility & Protection Systems (dahulu Armor Holdings Aerospace and Defense Group Tactical Vehicle Systems Division), OEM dari FMTV. Sedangkan sistem peluncuran roket diproduksi oleh Lockheed Martin Missiles & Fire Control.
Gambar : Berbagai jenis roket dan rudal dengan beragam hulu ledak
Kedua kendaraan tersebut dapat menembakkan berbagai jenis roket juga rudal dengan beragam hulu ledak, sesuai target yang akan disasarnya.
Jenis - jenis roket/rudal tersebut seperti :
-M26/M26A2Er Dual Purpose Improved Conventional Munitions (DPICM),
-M30 GMLRS DPICM,
-M31/M31A1/M31A2 GMLRS Unitary (GMLRS-U),
-M30A1/M30A2 GMLRS Alternative Warhead (GMLRS AW).
Lalu roket XM404 /XM403 ER GMLRS RS Unitary, dan M28A1/M28A2 Low Cost Reduced Range Practice Rocket (LCRRPR)
Gambar : M142 HIMARS sedang menembakkan roket
Keduanya pun dapat menembakkan ATACMS (Army Tactical Missile System) termasuk jenis MGM-140A Block 1 dengan jangkauan 80-130 km. Lalu MGM-140B berjangkauan 165 km, M48 Quick Reaction Unitary dengan jangkauan 70-300 km, serta M57 ATACMS 2000 Unitary (T2K) berjangkauan 70-300 km.Gambar : M142 HIMARS dengan ATACMS (Army Tactical Missile System)
Rudal-rudal tersebut memiliki kemampuan navigasi dan bimbingan yang ditingkatkan, penerima GPS all-in-view, sistem kontrol aktuator (CAS) dan unit kontrol elektronik (EUC) yang ditingkatkan, serta sekering yang lebih andal dan dapat diulang.
Rudal pamungkas masa depan untuk M270A1 IAC dan M142 HIMARS lainnya yakni next-generation Precision Strike Missile (PrSM) rudal permukaan ke permukaan segala cuaca yang dapat menyerang berbagai macam target kisaran 70 hingga 500 km, dimana rudal ini masih dalam tahap pengembangan dan belum operasional.
Gambar : Next-Generation Precision Strike Missile (PrSM)
No comments:
Post a Comment