Atau yang lebih kita kenal sebagai Rudal Permukaan Ke Udara (Surface to Air Missile (SAM)) adalah rudal yang dirancang untuk diluncurkan dari permukaan (darat) untuk mencegat dan menghancurkan pesawat, rudal maupun benda terbang lainnya yang memasuki wilayah pertahanan udara suatu negara.
Oleh karena itu di era modern ini, Sistem Pertahanan Udara merupakan elemen yang sangat penting bagi pertahanan suatu negara. Karena dengan memiliki sistem pertahanan udara yang canggih dan terintegrasi, maka musuh atau negara lain yang ingin mengusik kedaulatan suatu negara akan berpikir 2 kali untuk menyerangnya.
Sistem (rudal) pertahanan udara tidak hanya terdiri dari peluncur rudal dan rudal itu sendiri, melainkan terdiri dari berbagai unit seperti unit sensor (Radar) dan unit komando yang lokasinya bisa saja tidak berdekatan dengan unit peluncur rudal itu sendiri.
Satu hal yang harus diingat, bahwa tidak akan pernah efektif membandingkan satu sistem dengan sistem lain tanpa melihat gambaran yang lebih besar.
Di medan pertempuran modern, tidak ada sistem yang bekerja sendiri. Setiap sistem yang memiliki peran tertentu tetap harus bekerja sinkron dengan sistem lain yang pada akhirnya akan membantu mencapai tujuan.
Berikut ini adalah daftar Sistem Rudal Pertahanan Udara terbaik didunia (versi berbagai sumber) :
1. Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) / Amerika Serikat
Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) merupakan sistem peluru kendali (rudal) anti-balistik milik militer amerika serikat yang dirancang untuk menembak jatuh rudal jarak dekat, sedang dan menengah dalam fase terminalnya yang menggunakan pendekatan mencegat rudal musuh dengan tembakan langsung (hit-to-kill) atau tanpa hulu ledak.
Rudalnya tidak membawa hulu ledak, tetapi mengandalkan tumbukan energi kinetik untuk menghancurkan rudal yang datang. Tumbukan energi kinetik meminimalkan risiko ledakan hulu ledak rudal balistik konvensional, dan rudal balistik berkepala nuklir tidak akan meledak pada tumbukan energi kinetik.
Sistem rudal yang dikembangkan oleh Lockheed Martin pada tahun 2006 ini digunakan oleh Angkatan Darat AS untuk melengkapi rudal Patriot yang terlebih dahulu ada.
Sistem rudal pertahanan udara THAAD memiliki jangkauan sekitar 150 - 200 km dengan ketinggian mencapai 25 km dan kecepatan hipersonik mach 8,24. Dalam detik-detik pertama setelah diluncurkan, rudal akan berputar-putar secara spektakuler untuk selanjutnya meluncur mencegat target.
Peluncur THAAD berdasarkan pada truk mobilitas tinggi Oshkosh M1120 LHS. Setiap kendaraan dapat membawa delapan rudal. Kendaraan ini didukung oleh mesin diesel turbocharged Detroit Diesel 8V92TA yang dapat menghasilkan 450 tenaga kuda. Unit THAAD termasuk radar, pusat kendali dan 4 kendaraan peluncur rudal.
2. S-400 Triumf / Russia
S-400 Triumf (Rusia: C-400 «Триумф», NATO: SA-21 Growler), sebelumnya dikenal sebagai S-300PMU-3, adalah sistem rudal anti-pesawat generasi baru yang dikembangkan oleh Russia's Almaz Central Design Bureau sebagai upgrade dari keluarga S-300.
Sistem rudal pertahanan udara S-400 menggunakan empat jenis rudal baru disamping menggunakan rudal dari sistem S-300PMU. Rudal pertama yang dipasang pada sistem ini 48N6DM (48N6E3), ini merupakan varian penyempurnaan dari rudal 48N6M dengan sistem propulsi yang lebih kuat. Rudal itu dapat menghancurkan target udara pada kisaran 250 km.
Rudal 40N6 S-400 memiliki jangkauan 400 km dan diklaim menggunakan radar homing aktif untuk mencegat target udara pada jarak yang lebih jauh. Dengan demikian dapat diarahkan terhadap target pesawat seperti AWACS, J-STRARS, EA-6B sport jammers dan target yang berada jauh diketinggian lainnya. S-400 juga dapat meluncurkan rudal darat ke udara menengah 9M96E dan 9M96E2. Rudal dapat menyerang target yang bergerak cepat seperti pesawat tempur dengan probabilitas hit yang tinggi. Rudal 9M96 memiliki jangkauan maksimum hingga 120 km.
Kontrol tembak dan radar pelacak target S-400 adalah 92N6E.Radar diinstal pada kendaraan MZKT-7930 8x8.Radar 96L6 adalah radar opsional yang dibawa oleh kendaraan yang sama ketika baterai S-400 digunakan secara mandiri. Radar 91N6E dapat mendeteksi dan melacak pesawat,helikopter, rudal jelajah, rudal pesawat dan rudal balistik dalam jarak 600 km dan juga dapat melacak secara sekaligus hingga 300 target.
Sistem ini dapat melibatkan semua jenis target udara termasuk pesawat tempur, drone, rudal balistik dan jelajah dalam kisaran 400 km pada ketinggian sampai 30 km. Sistem ini dapat melumpuhkan 36 target secara bersamaan. S-400 dua kali lebih efektif dibandingkan sistem pertahanan udara Rusia sebelumnya yaitu S-300 dan dapat digunakan dalam waktu 5 menit.
3. MIM-104 Patriot / Amerika Serikat
MIM-104 Patriot adalah sistem rudal pertahanan udara milik Amerika Serikat yang diproduksi oleh kontraktor pertahanan AS yaitu Raytheon. Nama Patriot berasal dari komponen radar sistem senjata yaitu AN/MPQ-53 sebagai jantung sistem ini yang dikenal sebagai “Phased array Tracking Radar to Intercept on Target” yang bila diakronimkan menjadi Patriot.
Awalnya dirancang sebagai sistem anti-pesawat, namun Rudal Patriot mendapat perhatian dalam Perang Teluk 1991 ketika digunakan sebagai pertahanan terhadap rudal-rudal Irak. Sejak saat itu Rudal Patriot mendapat reputasi sebagai pertahanan terhadap rudal balistik taktis, tetapi tetap mampu melawan ancaman udara seperti pesawat dan rudal jelajah.
Versi awal Patriot menggunakan rudal MIM-104A, juga dikenal sebagai versi standar dengan memiliki jangkauan sekitar 100 kilometer. Rudal dilengkapi dengan hulu ledak fragmentasi yang meledak pada hantaman langsung atau dipicu oleh detonator.
Sistem pertahanan udara Patriot memiliki empat rudal untuk setiap peluncur. Rudal kemudian disimpan dan diluncurkan dari tabung aluminium yang dipasang pada trailer menggunakan casis 8×8. Peluncur ditarik oleh truk Oshkosh M983 8×8 atau truk lainnya. Radar Patriot mampu melacak jet tempur pada jarak 110-130 kilometer, pesawat pembom pada jarak 160-190 kilometer, rudal pada jarak 85-100 kilometer dan hulu ledak rudal di kisaran jarak 60-70 kilometer. Rudal Patriot juga dapat menerima data target dari pos komando pusat atau pesawat pengintai, seperti E-3 Sentry.
Baterai Rudal Patriot atau unit tembak adalah elemen operasi dasar. Unit tembak sendiri terdiri dari pos komando, radar, 8 hingga 16 peluncur dan kendaraan pendukung. Baterai dapat mencegat hingga 8 target secara bersamaan. Dibutuhkan waktu 30 menit untuk menyiapkan posisi siap tembak.
Jika dimodifikasi, baterai Rudal Patriot dapat dipasang hingga 16 peluncur. Peluncur dapat melacak target hingga 1 kilometer dari radar atau kendaraan pos komando. Sementara untuk pertahanan efektif, baterai Rudal Patriot ditempatkan dengan jarak 30-40 kilometer pada jarak masing-masing unit baterai.
Umumnya perintah penembakan Rudal Patriot dikeluarkan oleh pos komando batalion. Pos komando baterai Rudal Patriot dapat memberikan perintah tembak tanpa konfirmasi jika menghadapi situasi darurat, misalnya diserang tiba-tiba atau ketika komunikasi dengan pusat komando terhambat atau hilang karena kerusakan.
4. Aster 30 SAMP/T (Eropa : Perancis, Italia, Thales)
Rudal ini dirancang untuk mencegat dan menghancurkan berbagai ancaman udara, seperti rudal jelajah anti-kapal supersonik di ketinggian yang sangat rendah (Sea-Skimming) dan terbang cepat, pesawat, dan berbagai rudal. Jangkauan tembak rudal ini hingga 120 km dengan ketinggian hingga 25 km.
Saat ini ada dua versi keluarga rudal Aster, versi jarak menengah-pendek, Aster 15, dan versi jarak jauh, Aster 30. Badan-badan rudal itu identik; perbedaan jarak dan kecepatan intersep mereka adalah karena Aster 30 menggunakan booster yang jauh lebih besar. Total bobot Aster 15 dan Aster 30 masing-masing adalah 310 kg dan 450 kg.
Sistem SAMP / T dapat diadaptasi untuk bekerja dengan berbagai radar jarak jauh. Jangkauan deteksi adalah 300 hingga 400 km, ketika menggunakan radar jarak jauh Thales GM400. Kendaraan peluncur dapat diletakkan hingga 25 km dari kendaraan radar. Sistem ini menggunakan komunikasi Link 16 yang sesuai dengan NATO.
Sistem SAMP / T terdiri dari empat kendaraan yakni kendaraan radar, peluncur rudal, kendaraan kontrol dan komando serta generator mobile. Selain itu juga dikawal dua truk dengan derek hidrolik dan trailer, yang membawa rudal cadangan.
Sistem dapat beroperasi dalam mode mandiri, atau dapat diintegrasikan dalam jaringan yang terkoordinasi. Sistem pertahanan udara ini dapat dikoordinasikan oleh komando dan struktur kontrol NATO.
5. 9K37 Buk / Russia
Sistem Buk pertama kali masuk dalam koleksi persenjataan Uni Soviet pada tahun 1979. Saat ini angkatan bersenjata Rusia memiliki sekitar 360 unit modifikasi Buk-M2, sementara militer Ukraina memiliki sekitar 50 unit Buk-M1-2. Pada Perang Ossetia Selatan antara Georgia dengan Rusia tahun 2008, misil Buk-lah yang menembak jatuh empat pesawat Rusia.
Sistem peluncur rudal BUK adalah salah satu senjata yang paling efektif dalam sistem persenjataan pertahanan udara (anti-pesawat). Senjata ini berfungsi menghancurkan rudal balistik dan melumpuhkan objek udara di ketinggian hingga 18 kilometer. Buk sendiri dirancang mampu menghancurkan sasaran dengan tepat pada radius hingga 20 kilometer.
Sistem Buk beroperasi dengan dasar fire-and-forget (tidak memerlukan panduan lebih lanjut setelah peluncuran). Dengan demikian, misil ini memperoleh informasi dan melacak target sepanjang penerbangan menggunakan sistem panduan radar yang dipasang di hulu ledaknya.
Sistem Buk dilengkapi dengan radar canggih yang mampu mengunci musuh sehingga tingkat presisi terhadap sasarannya tepat. Bahkan Buk generasi M2, satu tingkat di bawah versi M3 yang paling canggih, diklaim mampu menembakkan 24 target sekaligus dari arah yang berlawanan.
6. Arrow II & III / Israel
Arrow atau Hetz adalah keluarga sistem rudal anti-balistik yang dirancang untuk memenuhi persyaratan angkatan bersenjata Israel untuk sistem pertahanan rudal yang akan lebih efektif terhadap rudal balistik daripada rudal darat-ke-udara MIM-104 Patriot buatan amerika serikat.
Bersama-sama didanai dan diproduksi oleh Israel dan Amerika Serikat, pengembangan sistem dimulai pada tahun 1986 dan telah berlanjut sejak saat itu.
Sistem Arrow pada awalnya dirancang dan dioptimalkan untuk mencegat rudal balistik jarak pendek dan menengah dengan jarak di atas 200 km (120 mil). Ini tidak dimaksudkan untuk mencegat pesawat militer atau roket artileri, yang kedua relatif kecil dan jaraknya pendek. Berbeda dengan THAAD, RIM-161 Standard Missile 3, dan MIM-104 Patriot PAC-3, yang menggunakan dampak langsung kinetik untuk menghancurkan target ("hit-to-kill"), Arrow 2 bergantung pada peledakan ledakan. Arrow II mampu mencegat sasarannya di atas stratosfer, cukup tinggi sehingga senjata nuklir, kimia, atau biologis tidak tersebar di Israel.
Setelah konstruksi dan pengujian demonstran teknologi Arrow 1, produksi dan penyebaran dimulai dengan versi rudal Arrow 2. Arrow dianggap sebagai salah satu program pertahanan rudal tercanggih yang ada saat ini. Ini adalah sistem pertahanan rudal operasional pertama yang dirancang dan dibangun khusus untuk mencegat dan menghancurkan rudal balistik. Baterai Arrow pertama dinyatakan beroperasi penuh pada Oktober 2000. Meskipun beberapa komponennya telah diekspor, Komando Pertahanan Udara Israel dalam Angkatan Udara Israel (IAF) Pasukan Pertahanan Israel (IDF) saat ini satu-satunya pengguna sistem Arrow yang lengkap.
Lebih dari satu dekade lalu, Israel sudah mengoperasikan versi awal sistem ini yaitu Arrow II dan mengklaim sistem itu mencatat keberhasilan menghancurkan sasaran bergerak dalam berbagai uji coba hingga 90 persen. Sistem Arrow terdiri dari peluncur rudal Arrow (6 tabung), Golden Citron (sistem net-centric), Pusat komunikasi, Brown Hazelnut (Pusat peluncuran), Radar AESA peringatan dini Elta EL / M-2080 "Green Pine", pusat kendali radar, unit daya radar dan unit pendingin radar.
Radar "Green Pine" adalah radar Active electronically scanned array (AESA) yang beroperasi pada pita L pada kisaran 500 MHz hingga 1.000 MHz, atau 1.000 MHz hingga 2.000 MHz. Ini beroperasi dalam mode pencarian, deteksi, pelacakan, dan panduan rudal secara bersamaan. Ia mampu mendeteksi target pada rentang hingga sekitar 500 km (310 mi) dan mampu melacak lebih dari 30 target dengan kecepatan lebih dari 3.000 m / s (10.000 kaki / s). Radar mendeteksi target dan memandu rudal Arrow hingga jarak 4 m (13 kaki) dari target.
Arrow adalah segmen jarak jauh dalam sistem pertahanan udara tiga lapis Israel. Di dalam sistem ini termasuk "Iron Dome" yang digunakan untuk menangkal roket-roket jarak pendek yang biasa digunakan para pejuang Palestina di Jalur Gaza.
Sistem rudal David’s Sling untuk roket jarak menengah, Arrow-II melawan Rudal balistik jarak menengah, dan Arrow-III melawan ICBM dan satelit potensial.
7. Tipe 03 Chū-SAM (SAM-4) / Jepang
Tipe 03 Chū-SAM atau SAM-4 adalah sistem rudal darat-ke-udara yang dikembangkan Jepang yang saat ini beroperasi dengan Angkatan Darat Pasukan Bela Diri Jepang (JGSDF). Sasis kendaraan SAM didasarkan pada truk derek berat seri Kato Works Ltd / Mitsubishi Heavy Industries NK.
Pada 2014, JGSDF mulai mengevaluasi Chu-SAM Kai yang ditingkatkan, yang menggunakan sensor dan fitur jaringan yang ditingkatkan untuk jangkauan yang lebih baik dan menargetkan ancaman dari rudal anti-permukaan yang lebih kompleks.
Selama musim panas tahun 2015, 10 rudal Chu-SAM Kai diuji menembak di White Sands Missile Range di Amerika Serikat dan berhasil mencegat berbagai target, termasuk GQM-163 Coyote supersonik target drone; White Sands menjadi tuan rumah peluncuran karena ukuran besar dan wilayah udara terkendali memungkinkan untuk menguji kondisi yang tidak tersedia di Jepang.
Rudal Chu-SAM Kai juga direncanakan akan dikonversi menjadi rudal jarak jauh dari kapal-ke-udara dengan roket pendorong yang dapat dipisahkan.
Tipe 03 menggunakan radar active electronically scanned array (AESA) yang canggih.
Sistem pertahanan udara Chu-SAM didasarkan pada truk 8x8, termasuk pusat komando, unit radar, peluncur, dan transloader, dengan setiap unit peluncur dilengkapi dengan enam rudal yang mampu terbang hingga kecepatan Mach 2.5 (3.087 km/jam).
Sistem ini dapat melacak hingga 100 target secara bersamaan dan menargetkan 12 pada saat yang sama, dengan melibatkan jet tempur, helikopter, dan rudal jelajah.
8. David's Sling / Israel & Amerika Serikat
David's Sling adalah sistem (rudal) pertahanan udara jarak menengah yang dikembangkan bersama oleh kontraktor pertahanan Israel (Rafael Advanced Defense Systems) dan kontraktor pertahanan Amerika (Raytheon), yang dirancang untuk mencegat pesawat musuh, pesawat tak berawak (UAV/drone), rudal balistik taktis, roket jarak menengah ke jarak jauh dan rudal jelajah, ditembakkan dalam jarak 40 km (24,85 mil) hingga 300 km (186,41 mil). David's Sling dimaksudkan untuk menggantikan MIM-23 Hawk dan MIM-104 Patriot di gudang senjata Israel.
Israel pertama kali memperoleh sistem David's Sling pada 2017; dan pada Juli 2018 digunakan secara operasional untuk pertama kalinya. Rudal pencegat yang ditembakkan sistem itu diketahui bernama misil Stunner.
Rudal Stunner dirancang untuk mencegat generasi terbaru dari rudal balistik taktis di ketinggian rendah, seperti Rusia Iskander dan China DF-15 menggunakan pencari dual CCD / IR on-board untuk membedakan antara umpan dan hulu ledak sebenarnya dari rudal itu, selain pelacakan oleh Elta EL / M-2084 Aktif radar multi-mode yang dipindai secara elektronik.
David's Sling dimaksudkan untuk meningkatkan tingkat kedua dari sistem pertahanan rudal teater Israel. Nama David's Sling berasal dari kisah alkitab tentang David dan Goliath. Ini akan membentuk satu tingkat sistem pertahanan rudal multi-tier masa depan Israel yang dikembangkan Israel, yang juga akan mencakup Arrow 2, Arrow 3, Iron Dome, dan Barak 8 dan Iron Beam mulai dari awal tahun 2020.
NASAMS (Norwegian Advanced Surface-to-Air Missile System) merupakan sistem pertahanan udara jarak menengah yang berguna untuk menangkis ancaman udara jarak medium seperti pesawat terbang, UAV/drone, dan peluru kendali (rudal). Peluru kendalinya sendiri bernama SLAMRAAM (Surfaced Launched AMRAAM).
Sistem rudal ini diproduksi oleh kontraktor Kongsberg Defence & Aerospace (Norwegia) bersama dengan Raytheon (Amerika Serikat). Kontrak produksi pertama NASAMS dilakukan tahun 1994 oleh Angkatan Udara Norwegia yang mulai dioperasikan tahun 1995 bersama Bofors L70 dan RBS 70 MANPADS. Versi terbarunya NASAMS 2 sudah beroperasi sejak tahun 2007.
Sistem penembakan NASAMS terdiri dari satu peleton berjumlah 22 prajurit, dilengkapi: pusat kendali penembakan, radar tiga dimensi, serta tiga peluncur rudal mobil.
NASAMS merupakan kombinasi dari Radar 3D AN/TPQ-36A atau AN/MPQ-64 dengan rudal AIM-120 AMRAAM. Rudal AMRAAM menggunakan active radar homing artinya panduan radar eksternal tidak lagi diperlukan ketika target yang datang, karena telah terpindai penjejak internal rudal AMRAAM. Sistem ini memberi kesempatan bagi radar untuk terus menerus memindai udara sambil berbagi beban dengan penjejak internal rudal dalam menghadapi berbagai ancaman.
NASAMS lebih berfungsi sebagai pelapis sistem pertahanan yang luas karena mudah diintegrasikan lewat radio data link. NASAMS yang mobile untuk meng-cover wilayah lembah yang tidak terjangkau dengan baik oleh radar utama. NASAMS menghadirkan gambar udara real-time yang dapat dibagikan dengan sistem lainnya.
*Kelebihan lain dari NASAMS, rudal ini dapat diluncurkan meski radarnya telah dihancurkan musuh karena NASAMS juga menggunakan sumber data eksternal untuk mengunci atau melacak posisi target.
*Kelemahan sistem NASAMS adalah jangkauannya hanya 25 km, lebih rendah dari Aster 30 yang mencapai jarak 100 km, bahkan lebih rendah dari SA-11 yang berdaya jangkau 35 km.
10. HQ-9 / China
Hong Qi 9 atau lebih dikenal dengan sebutan HQ-9 adalah sistem rudal pertahanan udara generasi baru jarak menengah dan jauh buatan China. HQ-9 dikembangkan dengan bantuan dan transfer teknologi dari Rusia, sehingga HQ-9 disebut setara dengan sistem pertahanan udara Rusia S-300. HQ-9 mulai memperkuat Angkatan Bersenjata China pada tahun 1997. HQ-9 dapat menghancurkan pesawat tempur, helikopter, drone/UAV, rudal jelajah, rudal udara ke darat, bom dengan panduan, dan rudal balistik.
Serupa dengan S-300V milik Rusia, HQ-9 adalah rudal dua tahap. Tahap pertama memiliki diameter 700 mm dan tahap 2 560 mm, dengan massa total hampir 2 ton dan panjang 6.8 meter. Rudal ini dipersenjatai dengan hulu ledak 180 kg, memiliki kecepatan maksimum Mach 4.2 (5.186 km/jam) dan memiliki jangkauan maksimum hingga 200 km.
Sistem pertahanan udara HQ-9/FD-2000 (HQ-9 versi ekpor) menggabungkan sistem guidance Rusia dan teknologi seeker Amerika Serikat. Amerika menduga teknologi seeker diperoleh China dari Israel, meski pun Israel membantahnya.
Sistem pertahanan udara HQ-9 menggunakan sistem panduan yang mirip dengan yang dikembangkan oleh rudal patriot AS.
Terdiri dari radar pencari tipe 305B, radar pencari AESA tipe 305A untuk mencari pesawat siluman, seperti F-22 dan F-35, radar pencari tipe 120 untuk target ketinggian rendah, dan sensor pasif YLC-20/DWL002 untuk mencium kehadiran target yang tersembunyi, seperti pesawat pembom siluman B-2. Satu baterai HQ-9 mempunyai 32 rudal siap tembak.
HQ-9 menggunakan rudal dua tingkat dengan thrust vector control. Rudal dapat menjangkau 125 km untuk menghancurkan pesawat tempur lawan dan 15-25 km untuk menghadang rudal jelajah atau balistik.
Rudal HQ-9 dapat mencapai pesawat tempur hingga ketinggian 27 km dan menghadang rudal jelajah atau Balistik pada ketinggian 15-25 km. Rudal dipandu inersia dengan up-date mid-course dan terminal active radar homing.
*Sumber Data : - id.Wikipedia.org
- jejaktapak.com
- artileri.org
- dll.
- artileri.org
- dll.